Lapak Mahal, Penjabat Walikota Ambon: Kalau Jadi Persoalan Bongkar Saja Lapak di Trotoar

oleh
Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena.

TERASMALUKU.COM,AMBON, – Sejumlah pedagang di Terminal Mardika tak bergeming dan enggan pindah ke lapak baru.

Kabarnya lantaran harga sewa yang fantastis. Penjabat Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena memberi komentar tegas meminta lapak dibongkar jika dinas terkait tidak mampu memindahkan pedagang untuk sementara.

Pemerintah Kota Ambon (Pemkot) melalui Dinas Perdagangan dan Perindusterian Kota Ambon membangun lapak berbahan triplek dan kayu di atas trotoar Pantai Losari dan Jembatan PU kawasan Mardika.

Rencananya para pedagang dari dalam Terminal Mardika akan pindah sementara waktu sambil ada pengerjaan terminal.

Sayangnya hingga kini solusi tersebut seperti uap air. Pedagang yang mau pindah malah terbentur harga sewa lapak jutaan rupiah.

Dampaknya, mobilisasi angkutan umum tersendat. Sebagian angkutan kota (Angkot) terpaksa keluar terminal ngetam di jalan yang berimbas kemacetan.

Asosiasi Sopir Angkot Kota Ambon (ASKA) melalui bendahara Fian Kufla menyatakan pedagang menghambat pembenahan di Terminal Mardika.

Dalam kesempatan wawancara, Jumat pagi ASKA mendesak agar hal ini mendapat perhatian serius Pemkot Ambon.

“Mau sampai Walikota berganti, akan tetap macet kalau pedagang di dalam terminal. Sopir Angkot terpaksa keluar ke jalan dan bikin padat,” jelas Fian saat ditemui usai perayaan HUT Koperasi Kota Ambon di Hotel Manise, Jumat (29/27/2022).

Pertemuan ASKA dengan Dishub Kota Ambon dan anggota Komisi III DPR Kota Ambon beberapa waktu lalu membahas soal itu. Bahkan sebelum rapat paripurna, puluhan sopir angkot Passo berunjuk rasa dan mogok.

Akar kemacetan, menurut ASKA yaitu adanya lapak-lapak di terminal.

Di lain sisi kemacetan tidak bisa terelakan. Tak ada solusi. “Pembersihan seng mungkin. Abis petugas pergi, pedagang balik lagi ke terminal. Keluahnnya harga lapak di trotoar itu mahal pedagang seng mau pindah,” keluh Fian.

BACA JUGA :  Aparat Polairud Maluku Tembak Kapal Pengangkut 1,76 Ton Mercury

Pihak asosiasi menginginkan pembongkaran dilakukan agar Terminal Mardika mampu menampung angkot.

Berdasarkan data riil di lapangan, ada sekitar 3.000 unit Angkot di jalan. Jika sebagian bisa masuk ke terminal, setidaknya kemacetan dan kepadatan di jalan berkurang. Waktu tempuh perjalanan lebih singkat.

“Kalau lapak bertahan di terminal berarti fungsi terminal seng ada, akan tetap macet. Katong tetap desak pemerintah kota untuk revitalisasi terminal,” tegasnya.

Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena tak tanggung-tanggung berkomentar perihal benang kusut penataan pasar dan terminal. Pasalnya persoalan pedagang yang tidak mau pindah serta tingginya harga lapak adalah masalah lama.

“Lapak ini kan masalah lama. Tapi kalau jadi persoalan ya bongkar aja lapak yang ada di trotoar itu. Mengganggu,” tegasnya saat dimintai keterangan terpisah di Balai Kota Ambon, Jumat (29/7/2022) siang.

Wattimena meminta Dinas Perdagangan dan Perindusterian Kota Ambon mendata ulang pedagang. Dia menilai percuma jika membersihkan pedagang lalu esok hari kembali berjualan.

“Percuma kalau cara begitu. Yang kita lihat membangun kawasa pasar secara komprehensif tidak bisa parsial. Pada saat pasar sudah jadi pedagang masuk dulu, baru kami tata di luar,” sarannya.

Liputan :  PRISKA BIRAHY

No More Posts Available.

No more pages to load.