TERASMALUKU.COM,AMBON, – Sejumlah orang yang pernah mengalami kutsa (OYPMK) di Kota Ambon punya cara sendiri bertahan merawat diri.
Setiap Jumat pada minggu kedua setiap bulannya, para penderita atau penyintas jalani perawatan bersama dengan dokter dan tenaga kesehatan.
Mereka biasanya berkumpul di Gereja Pniel, Batu Gajah untuk mengikuti kelompok perawatan diri (KPD).
Seperti yang dilakukan pada Jumat (10/11/2023), mereka menggunakan ruang samping gereja. Dengan dipandu dokter, relawan dan tenaga kesehatan lakukan pembersihan anggota gerak kaki.
“Ini namanya perawatan diri. Mereka semua sudah tidak ada kusta lagi hanya saja efek sampingnya. Seperti ada luka, atau kecacatan yang memang perlu dirawat biar sembuh total,” terang salah satu relawan Netherlands Leprosy Relief (NLR).
Biasanya mantan penderita punya karakter kulit yang mudah kapalan atau keras. Mereka secara rutin wajib membersihkan kaki dengan cara rendam dengan air dingin lalu digosok dengan batu apung. Tujuannya untuk menggugurkan kulit karas atau kapalan lalu diolesi minyak.
Selain itu dokter dan tenaga medis dari puskesmas yang hadir turut memantau perubahan kesembuhan mereka. Yakni dengan memastikan tiap orang merawat diri dengan benar dan terhindar dari kontaminasi. Dengan begitu kesembuhannya makin cepat.
Seperti yang dilakukan beberapa OYPMK pada Jumat lalu. Yohanes, warga Benteng rutin datang untuk lakukan KPD tiap pukul 09 WIT. Kondisi tangannya alami cacat. Namun dia mengaku masih bisa digunakan dengan baik meski sesekali sering bergetar.
“Yang beta lakukan itu perawatan kaki. Rendam rutin supaya kulit seng keras dan jaga kebersihan supaya cepat sembuh,” ungkapnya.
Setiap hari dia bekerja mengelola kios dan ternak di rumahnya bersama anak dan istri. Dia pun juga aktif menjadi pengurus dan koordinator kelompok kerohanian di lingkungannya.
Soal penolakan, pria 53 tahun ini mengaku tidak ada diskriminasi bahkan stigma. “Beruntung beta seng merasa itu. Aman saja dan malah beta terlibat aktif di kegiatan gereja,”akunya.
Dokter Sioly Soempiet, Technical advisor Yayasan NLR Indonesia merupakan dokter yang mengawasi kelompok OYPMK. Yayasan nirlaba ini bermitra dengan Dinas kesehatan Provinsi Maluku dalam menangani orang dengan kusta.
Mereka secara rutin melakukan KPD dan memastikan kesembuhan dari para anggota.
“Kelompok Perawatan Diri (KPD) penderita kusta merupakan program penanggulangan penyakit kusta yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi kecacatan serta mencari solusi terhadap masalah yang dihadapi oleh penderita khususnya di kota Ambon, ” kata Technical advisor Yayasan NLR Indonesia, Sioly Soempiet di Ambon.
Dia mengatakan, KPD yang dilakukan di Kota Ambon telah dimulai sejak 2021, dengan mengajak penderita kusta merawat diri secara mandiri rutin setiap bulan.
Total ada sekitar 15 orang anggota yang ikut. NLR juga bermitra dengan organisasi BETA (Bebas kusTA) Maluku yang diketuai pdt. (emeritus) Cor Leunufna.
Dia dan para relawannya juga merupakan OYPMK dan sembuh. Perjuangan mereka itulah yang coba diteruskan kepada para anggota agar punya kualitas hidup yang baik.
Terbukti banyak anggota yang berhasil. Meski terus lakukan perawatan mereka tetap bisa bekerja mencari nafkah tanpa kendala berarti. Ada yang menjadi supir pabrik, mama papalele di Pasar Mardika maupun guru.
“Melalui kelompok perawatan diri dan pantauan rutin dari petugas kesehatan, saya merasa lebih sehat dan mampu melakukan aktifitas rutin walaupun semua penyembuhan itu harus melalui proses,” ujarnya.
Penulis: Editor