TERASMALUKU.COM,-AMBON-Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terus menjadi andalan bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan pengobatan. Naomi Marce Rangkoratat, seorang pegawai honorer, turut merasakan langsung manfaat program tersebut dan membagikan kisahnya sebagai peserta JKN.
Naomi telah terdaftar sebagai peserta JKN sejak tahun 2017 dalam segmen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU). Kemudian pada tahun 2020, status kepesertaannya dialihkan ke segmen Pekerja Penerima Upah (PPU) karena dirinya menjadi tanggungan suaminya.
Ia memilih Puskesmas Ch. Martha Tiahahu sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) bagi dirinya dan keluarganya.
“Tentunya karena pelayanan di puskesmas ini sangat baik, sangat cepat juga, sehingga kami memilih untuk menjadikannya sebagai faskes tingkat pertama,” ujar Naomi.
Naomi mengakui pertama kali menggunakan hak sebagai peserta JKN saat melahirkan anak pertamanya.
“Saat itu saya dilarikan ke Rumah Sakit Bakti Rahayu Ambon karena sudah ada tanda-tanda akan melahirkan. Namun sesampainya di rumah sakit, saya belum merasakan kontraksi, sehingga dokter memutuskan untuk melakukan tindakan operasi caesar,” kenangnya.
Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena mendapat pelayanan yang sangat baik dalam momen penting tersebut. Sebagai peserta JKN yang baru pertama kali menggunakan haknya, pengalaman itu sangat membekas.
“Semua pelayanan yang diberikan dengan hati tentu akan tersampaikan dengan sangat baik, dan itulah yang saya rasakan. Tenaga medisnya responsif dan edukatif, apalagi saat itu adalah momen pertama saya menjadi seorang ibu. Saya sempat bingung dan takut karena tidak ada kontraksi, namun bidan yang bertugas menenangkan saya sehingga membuat saya merasa aman. Segala kebutuhan saya juga disiapkan. Sampai sekarang, pelayanan yang sangat baik itu masih membekas di hati dan ingatan saya,” tutur Naomi.
Ketika disampaikan pendapat bahwa pelayanan terhadap peserta JKN dan pasien umum berbeda, Naomi dengan tegas membantah anggapan tersebut. Menurutnya, pelayanan yang diberikan kepada semua pasien adalah setara dan ia telah membuktikan hal itu secara langsung.
Ia pun tidak henti mengungkapkan rasa bangganya terhadap keberadaan Program JKN. Baginya, program ini sangat berarti karena seluruh proses pengobatan hingga selesai tidak mengharuskan dirinya atau keluarganya mengeluarkan biaya sepeser pun.
“Setiap orang kalau mendengar kata operasi, pasti yang dipikirkan pertama kali adalah biayanya karena memang sangat mahal. Tapi saya sangat bersyukur telah menjadi peserta JKN, sehingga terbebas dari biaya itu karena semuanya ditanggung oleh BPJS Kesehatan,” ungkapnya.
Naomi juga menyampaikan rasa terima kasih sekaligus harapan atas keberlangsungan Program JKN di masa mendatang.
“Terima kasih atas hadirnya Program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan ini, dan benar-benar kehadirannya sangat membantu. Saya dan keluarga terbebas dari biaya belasan juta rupiah berkat program ini. Saya yakin di luar sana masih banyak yang sangat membutuhkan manfaat serupa. Harapan saya, program ini terus ada dan semakin baik ke depannya,” lanjut Naomi.
Melalui pengalamannya, Naomi berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjadi peserta JKN sejak dini.
“Menjadi peserta JKN bukanlah sebuah kerugian. Pengalaman saya bisa menjadi contoh nyata. Kita tidak pernah tahu kapan masalah kesehatan datang, apalagi dalam situasi darurat. Sangat penting untuk melindungi diri dan keluarga sejak awal. Jangan sampai menjadi yang paling acuh dan akhirnya menyesal. Pemerintah telah menyediakan program yang sangat membantu, maka jadilah masyarakat yang bijak dalam memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan,” tutup Naomi. (ADVERTORIAL)
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow