TERASMALUKU.COM,-BULA-Plh Bupati Seram Bagian Timur (SBT), Syarif Makmur curhat persoalan sertifikakasi tanah dihadapan Wakil Menteri Badan Pertanahan Nasional (BPN), Surya Tjandra saat kunjungi Desa
Curhatan ini disampaikan Plh Bupati saat dampingi Wamen BPN melakukan kunjungan kerja di Desa Waiketambaru, Kecamatan Bula Barat, Kabupaten SBT pada Minggu, (21/02/021) sore.
Syarif, dihadapan Wamen BPN mengaku di SBT masih banyak masalah persoalan sertifikat tanah. Dirinya mencontohkan seperti pada Bandara Udara Kufar di Kecamatan Tutuk Tolu. “Selain itu terhadap sejumlah instansi-instansi vertikal yang kurang lebih selama satu tahun menunggu sertipikatnya,”paparnya.
Atas nama Pemda SBT, Syarif, menyampaikan apresiasi atas koordinasi baik dari Kepala Kantor BPN SBT hingga menghadirkan Wamen di SBT. “Semoga kehadiran bapak Wamen dapat mencari solusi terbaik terhadap persoalan yang sedang dihadapi masyarakat SBT,”ungkapnya.
Sementara terkait terpilihnya Desa Waiketambaru sebagai Kampung Agraria kata Syarif, desa ini sudah menjadi Desa Tangguh yang ditetapkan Pemda SBT. “Ketangguhan itu bisa dilihat dari potensi-potensi yang ada. Seperti potensi sawah, ada juga peternakan sapi dan belut serta potensi lainya,”sambungnya.
Di tempat sama, Kepala Kantor BPN SBT Herryanto Aritonang dalam sambutan singkatnya mengharapkan, dari kunjungan Wamen BPN ke SBT ini bisa dapat melihat kondisi masyarakat petani di Desa Waiketambaru dan SBT pada umumnya. “Semoga dari kunjungan ini ada hal baru yang didapat dan dijadikan masukkan di pusat. Agar hasilnya kembali ke masyarakat lebih bermanfaat,”ujarnya.
Terkait ditetapkannya Desa Waiketambaru sebagai kampung agraria kata Aritonang menambahkan karena sudah melewati berbagai tahapan dan proses. “Desa ini dipilih sebagai Desa contoh pertama untuk kampung agraria memiliki beberapa potensi sepeti Padi, Sapi dan Belut dan ini telah melewati proses pengumpulan data analisis hinga penetapan,”katanya.
Sementara Wamen BON, Surya Tjandra dalam sambutan singkatnya mengatakan maksud dan tujuan kedatangannya di SBT ini adalah untuk mendengar langsung persoalan-persoalan yang dialami masyarakat SBT.
“Saya ingin mendapatkan catatan-catatan dan masukan terkait persoalan yang dialami masyarakat SBT. Khususnya di Desa Waiketambaru yang dijadikan kampung agraria,”tandasnya.
Setelah peninjauan beberapa lokasi yang menjadi potensi desa setempat, Wamen BPN dan rombongan langsung menuju Pandopo Bupati di Pusat Ibu Kabupaten pada pukul 17:00 Wit. Selanjutnya, Wamen dijadwalkan bermalam di Pandopo dan besok (Senin) pagi akan dilanjutkan dengan rapat koordinasi bersama Tim Gugus Agraria SBT. (Sofyan)