TERASMALUKU.COM,-AMBON-Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas III Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku bersama forum komunikasi pimpinan kecamatan setempat mempersiapkan warga binaan dengan keterampilan pertanian dan pengolahan kelapa sebagai bekal kemandirian mereka setelah bebas.
Kepala Lapas Kelas III Banda Neira Mikha saat dihubungi dari Ambon, Rabu (10/9/2025), mengatakan upaya ini diwujudkan melalui penanaman 50 bibit kelapa di sekitar Benteng Belgica, Desa Nusantara, Kecamatan Banda serta pengolahan lahan di sekitar lapas.
“Lapas Banda Neira juga mengolah lahan pertanian salah satunya kelapa untuk meningkatkan keterampilan warga binaan. Program ini sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto serta akselerasi program Menteri Imipas (Imigrasi dan Pemasyarakatan) dalam mengoptimalkan lahan kosong di lapas dan rutan,” katanya.
Dia menjelaskan kegiatan ini didesain agar warga binaan bisa belajar bercocok tanam sekaligus mengolah hasil pertanian, termasuk kelapa yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
“Harapannya, setelah bebas mereka tidak hanya kembali ke masyarakat, tetapi juga siap mandiri dengan keterampilan yang produktif,” ujarnya.
Dia menjelaskan keterampilan mengolah kelapa merupakan kemampuan memanfaatkan seluruh bagian kelapa menjadi produk bernilai guna dan bernilai ekonomi. Daging buah kelapa dapat diolah menjadi kopra, minyak kelapa murni (VCO), santan, kelapa parut, hingga aneka makanan, seperti dodol, keripik, atau gula kelapa.
Air kelapa bisa dijadikan minuman segar, difermentasi menjadi nata de coco, bahkan diolah menjadi cuka kelapa. Sabut kelapa yang sering dianggap limbah justru bisa diolah menjadi keset, sikat, tambang, matras, hingga cocopeat untuk media tanam.
Tempurung kelapa dapat dimanfaatkan menjadi arang, briket ramah lingkungan, maupun kerajinan tangan, seperti mangkuk, gelas, dan hiasan. Batang kelapa bernilai sebagai bahan bangunan dan furnitur, sedangkan daun kelapa bermanfaat untuk anyaman atap, ketupat, dan hiasan tradisional.
Ia menjelaskan keterampilan mengolah kelapa bukan sekadar pengetahuan teknis, melainkan peluang untuk mereka meningkatkan kreativitas dan kemandirian ekonomi.
“Program ini bukan hanya menjaga ketahanan pangan, tetapi juga melahirkan kesadaran baru bahwa institusi pemasyarakatan dapat menjadi pusat produktivitas, inovasi, sekaligus pelestarian lingkungan,” ujar dia.
Pewarta : Ode Dedy Lion Abdul Azis
Editor : Maximianus Hari Atmoko
**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow