TERASMALUKU.COM,AMBON, – Salah satu gudang penyimpanan beras milik Bulog rampung dibangun di Kobi, Kecamatan Seram Utara Timur Kobi, Kabupaten Maluku Tengah. Gudang kapasitas tampung 1.000 ton itu diupayakan dapat menyerap beras dari petani di sekitar itu.
Wilayah Kobi cukup didominasi dengan areal persawahan. Memang luasnya tidak sama dengan yang ada di Pulau Buru. Namun sebagian besar kawasan itu menjadi penghasil beras yang selama ini masih dijual ke tengkulak. Ada juga juga mendistribusinya secara mandiri.
“Di situ kan kawasan persawahan. Kita ingin menampung pembelian beras dari petani. Tentu dengam syarat yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat,” terang Pimpinan Wilayah Bulog Maluku dan Maluku Utara, Muhammad Taufik pagi tadi, (25/8/2021).
Sesuai degan Permendag Nomor 24 Tahun 2020 mengenai harga pembelian beras dari petani juga syarat kualitas beras digudang, mengharuskan petani lebih ketat mengawasi proses pascapanen.
Produksi beras yang masif di Kobi menjadi salah satu area strategis penyerapan beras untuk stok keamanan pangan. Di lain sisi Taufik mengakui, kualitas yang masih rendah akibat pengolahan manual.
“Kadar air 14 persen, broker atau patahannya 2 persen dan yang terbaru PHnya 6 persen. Ini semua akan dicek dengan alat. Ini yang harus jadi syarat masuk di bulog,” katanya.
Saat kunjungan ke Kobi beberapa waktu lalu, bulog turun bersama dinas pertanian provinsi untuk mensosialsiasi hal ini ke petani. Proses pengolahan beras yang manual berpeluang pada kaulitas beras yang buruk jika disimpan lama.
Semisal saat proses penjemuran di atas tanah. Petani bisa saja berasumsi beras itu kering. Sayangnya cara itu tidak menjamin kadar air yang harus dicek dengan alat khusus.
Jika begitu akan sulit memasukan beras-beras itu ke dalam gudang. Sementara kehadiran gudang beras di Kobi adalah salah satu peluang besar petani beras untuk sejahtera. Serapan beras dapat didistribusikan ke berbagai daerah serta harga beli yang stabil dari pemerintah.
“Kita sudah sosalisasi dan harapannya biar petani itu ketat untuk menjga beras. Supaya kita bisa beli dan masukan ke gudang,” terang Taufik.
Saat ini suplai beras di Maluku masih berasal dari Jawa Timur dan Sulawesi. Stok beras untuk wilayah Maluku dan Maluku Utara sebanyak 9.300 ton hingga Januari 2022. (PRISKA BIRAHY)