Telkom Perkuat Layanan Digital, Ajak Media Kawal Transformasi Telekomunikasi di Maluku

oleh
Penulis: Redaksi  |  Editor: Redaksi

TERASMALUKU.COM,-AMBON—PT Telkom Indonesia Witel Sulawesi–Maluku (Sumalu) menggelar silaturahmi bersama awak media di Ambon, Rabu (6/11/2025).

Pertemuan ini menjadi ruang terbuka bagi Telkom dan insan pers untuk memperkuat sinergi dalam mendukung percepatan transformasi digital, sekaligus meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi di wilayah Maluku.

AVP External Communication Telkom, Sabri Rasyid, menegaskan bahwa keberadaan Telkom di Maluku tidak dimaksudkan untuk memonopoli layanan telekomunikasi, melainkan memastikan seluruh masyarakat dapat menikmati akses komunikasi yang andal.

“Kebetulan di wilayah Sistem Telekomunikasi Kabel Laut (STKML) hanya Telkom yang beroperasi di Maluku. Tapi kami sangat terbuka bagi siapa pun yang ingin berkolaborasi. Telkom hadir bukan untuk menutup peluang, tetapi untuk membuka akses dan memperluas konektivitas,” ujarnya.

Sabri menambahkan, sebagai perusahaan pelat merah, Telkom memiliki tanggung jawab moral untuk tetap hadir di seluruh pelosok Indonesia, termasuk daerah terpencil yang belum terjangkau operator lain. “Komitmen kami sebagai perusahaan merah putih adalah terus berkontribusi bagi pembangunan digital nasional. Kami hadir bukan sekadar bisnis, tapi sebagai bagian dari upaya menghadirkan pemerataan akses informasi dan teknologi,” katanya.

Sementara itu, General Manager Witel Sumalu, Guruh Adhi Laksana, menjelaskan bahwa Telkom kini sedang melakukan transformasi model pelayanan. Jika sebelumnya pelanggan harus datang ke kantor Telkom, kini perusahaan berupaya lebih proaktif dengan mendatangi pelanggan melalui tim front manager di lapangan. “Tugas kami bukan menunggu, tapi hadir di tengah pelanggan untuk memahami kebutuhan dan permasalahan mereka secara langsung,” ujarnya.

Ia mengungkapkan, meski jumlah pegawai organik Telkom di Ambon hanya lima orang, hal itu tidak mengurangi komitmen perusahaan dalam memberikan pelayanan optimal. “Kami ingin dikenal bukan dari besar kecilnya kantor, tetapi dari kualitas layanan yang kami berikan. Karena di era digital, ukuran pelayanan bukan lagi fisik, melainkan kepuasan pelanggan,” tegas Guruh.

Dalam kesempatan itu, Guruh juga menyoroti tantangan besar yang dihadapi Telkom dalam menjaga stabilitas jaringan, terutama jaringan fiber optik bawah laut yang beberapa kali mengalami gangguan akibat faktor teknis dan alam.

Proses recovery menurutnya tidak mudah, karena perangkat telekomunikasi harus dipesan dari luar negeri dan pengirimannya memakan waktu hingga delapan minggu.

“Kami menggunakan kapal khusus untuk perbaikan kabel laut. Proses ini tidak bisa dilakukan cepat, apalagi jika kerusakan terjadi di kedalaman lebih dari seribu meter,” jelasnya.

Guruh menambahkan, Telkom terus berupaya memperkuat sistem cadangan melalui jaringan satelit, meski kapasitasnya masih terbatas. Salah satu gangguan yang cukup sering terjadi, katanya, berada di wilayah Kabupaten Buru dan Buru Selatan, yang bahkan sempat memicu aksi protes dari masyarakat dan mahasiswa setempat.

“Kami mohon dukungan semua pihak, termasuk rekan-rekan media, untuk membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat. Aspirasi boleh disampaikan, tapi jangan sampai infrastruktur dirusak karena dampaknya sangat besar. Proses pemulihan jaringan bisa memakan waktu berbulan-bulan,” tandas Guruh. (***)

**) Ikuti berita terbaru Terasmaluku.com di Google News klik link ini dan jangan lupa Follow

No More Posts Available.

No more pages to load.