Salah Jaga Jokowi Lengser

oleh
oleh

JAKARTA—Presiden Jokowi perlu diingatkan agar jangan main-main dalam menangani suksesi kepemimpinan di Polri. Sebab, Indonesia pernah punya sejarah kelam bahwa seorang presiden pernah jatuh dari kekuasaannya akibat proses pergantiaan Kapolri yang menimbulkan kontroversial.

Saat itu, Presiden Gur Dur yang memang sudah didera banyak masalah dengan lawan-lawan politiknya, mengganti Kapolri Bimantoro kepada Chairuddin Ismail, hingga menjadi pemicu dan membuatnya jatuh dari kekuasaan. Saat itu Gus Dur memecat Bimantoro tanpa persetujuan DPR.

Kemudian Gus Dur dipanggil DPR, tapi mangkir. Saat itu Gus mengatakan, DPR kerap memanggilnya dengan sewenang wenang. Malamnya Gus Dur mengeluarkan dekrit pembubaran DPR. Ini makin memperuncing hubungannya dengan DPR dan MPR. Hingga akhirnya sidang pemakzulan dipercepat seminggu oleh MPR, dan Gus Dur pun jatuh dari kursi kepresidenan.

Demikian disampaikan Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S. Pane melalui rilisnya kepada KILASMALUKU.com, Minggu (22/2).

Dia mengatakan, proses pergaantian Kapolri Bimantoro yang menjadi penyebab jatuhnya Presiden Gus Dur dari kursi kekuasaannya.

“Jika tidak cermat, bukan mustahil Presiden Jokowi akan mengalami nasib yang sama. Sebab, calon Kapolri Budi Gunawan (BG) adalah figur yang dijagokan atau diusulkan Jokowi ke DPR dan DPR mendukungnya secara penuh.” Katanya.

Neta mengatakan, akibat BG dijadikan tersangka oleh KPK, Jokowi menunda pelantikannya, dengan alasan menunggu hasil prapradilan BG atas KPK. Tapi begitu memenangkan prapradilan, BG bukannya dilantik, Jokowi malah mengganti calon Kapolri dengan Badroeddin Haiti.

Sikap Jokowi bisa dinilai melecehkan dan mempermainkan DPR maupun konstitusi. Akibat sikap Jokowi ini soliditas DPR yang sempat terbangun dalam mendukung pencalonan BG bisa kembali terpecah. Bukan mustahil Koalisi Merah Putih (KMP) pimpinan Prabowo Subianto menolak sikap nyeleneh Jokowi ini.

“Bukan mustahil pula Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pimpinan PDIP marah dengan Jokowi hingga presiden ketujuh itu “dikeroyok” di parlemen. JIka itu yang terjadi pemakzulan terhadap Jokowi tinggal tunggu waktu dan Jokowi bisa ditumbangkan akibat “bermain-main” dalam mengurus suksesi kepemimpinan di Polri.” Jelas Neta.

Selain itu dampak dari sikap Jokowi akan membuat Polri kembali tercabik-cabik dan sulit untuk konsolidasi menuju profesionalisme kepolisian. Sebab Polri sudah ditarik tarik ke wilayah politik. (fmc)