AMBON – Bertepatan dengan momentum Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei 2016, pasangan Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota Ambon dari jalur independen, Elsina E. Latuheru Syauta dan M. Azis Tunny mendeklarasikan Gerakan Seribu Relawan SATUHATI. Kegiatan yang dimeriahkan oleh performance sejumlah komunitas kreatif muda Ambon itu digelar di seputaran monumen Dr. Johannes Leimena di Poka, Ambon.
Elsina Latuheru (Elsye) dan Azis Tunny (Agil) yang hadir memakai kemeja putih dipadu dengan celana jeans, berbaur di tengah-tengah warga yang memadati seputaran Monumen Leimena. Warga tampak antusias mengikuti acara tersebut, bahkan mereka berbondong-bondong memberikan KTP dan menandatangani dukungan buat pasangan SATUHATI.
“Saya siap menjadi Relawan SATUHATI, dan siap memenangkan usi Elsye dan abang Agil dalam Pilkada Kota Ambon. Keduanya berasal dari rakyat, direkomendasikan oleh rakyat, dan akan dimenangkan oleh rakyat,” kata Fatur Kwairumaratu, tokoh pemuda setempat.
Salah satu aktivis sosial di Maluku, Adi Chandra Khoe mengungkapkan, dirinya memilih bergabung dengan Relawan SATUHATI karena keterpanggilan sebagai aktivis. “Jika ingin pemimpin yang jauh dari intervensi kelompok kepentingan, maka pilihlah yang independen,” tegasnya.
Koordinator Relawan SATUHATI, Mark Ufie, mengatakan, Gerakan Seribu Relawan SATUHATI dilakukan oleh pihaknya untuk menggalang partisipasi publik guna mendukung calon independen Elsye-Agil dalam Pilkada Kota Ambon. “Ini gerakan rakyat yang menginginkan Kota Ambon kedepan dipimpin figur yang pro rakyat, cerdas, berani dan berintegritas. Kriteria figur pemimpin seperti ini ada pada usi Elsye dan abang Agil,” kata Mark.
Tugas Relawan SATUHATI, lanjut Mark, selain untuk penggalangan dukungan KTP, juga melakukan sosialisasi figur Elsye-Agil di masyarakat. “Kami ingin mengajak warga masyarakat Kota Ambon untuk bersama-sama SATUHATI kita bangun kejayaan Kota Ambon,” tegasnya.
Sementara itu, Elsye mengungkapkan, bukan suatu kebetulan pihaknya memilih monumen Leimena sebagai lokasi untuk mendeklarasikan Gerakan Seribu Relawan SATUHATI. Pahlawan Nasional asal Negeri Ema di Pulau Ambon itu adalah pejuang dan tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia yang perlu dijadikan sebagai sumber inspirasi generasi sekarang ini.
“Spirit kepahlawanan om Jo Leimena pada momentum Hari Kebangkitan Nasional ini semoga bisa menjadi motivasi yang menginspirasi Gerakan Seribu Relawan SATUHATI. Dari tempat ini kita bangun gerakan untuk buat sejarah baru di Kota Ambon,” harapnya.
Elsye mengingatkan bahwa, Leimena mempunyai pernyataan yang cukup inspiratif bahwa politik bukanlah teknik untuk berkuasa, tetapi etika untuk mengabdi. “Politik seharusnya bekerja untuk mewujudkan keadilan sosial secara tulus, bukan untuk merebut kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan yang hipokrit,” tegasnya.
Sementara itu, Azis Tunny menyebutkan, sudah saatnya anak muda mengambil peran dalam politik dan pembangunan. Generasi muda bukanlah pemilik masa depan, tetapi pemilik hari ini. “Ketika masa depan itu tiba, kita justru sudah tidak lagi muda,” ujarnya.
Salah satu obsesinya untuk Ambon kedepan yakni menjadikan kota ini sebagai Knowledge and Learning Center atau pusat pengetahuan dan pembelajaran, termasuk menjadi pusat pembangunan industri kreatif di Indonesia Timur. Dengan demikian, kata dia, akan dibangun learning center untuk berbagai kursus seperti kursus bahasa asing, kursus ketrampilan dan keahlian, sampai dengan membangun multimedia center untuk kursus-kursus berbasis ICT.
“Hal ini berkaitan dengan penyiapan mutu masyarakat agar mampu bersaing dalam MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) dan Pasar Global, termasuk mengantisipasi bonus demografi 2020 dengan meningkatkan program-program pelatihan tenaga kerja dengan bekerjasama dengan dunia usaha dan institusi pendidikan. Kota Ambon tidak mempunyai persediaan SDA untuk PAD, maka masa depan Ambon hanya bisa diselamatkan oleh jasa melalui penyiapan mutu SDM yang unggul dan berdaya saing, serta ekonomi berbasis nilai tambah atau kreativitas,” katanya. ADI