AMBON-Krisis listrik yang terjadi di Kota Ambon dan wilayah Maluku selama ini diperkirakan akan teratasi pada 2017 mendatang. Pasalnya kapal pembangkit listrik Marine Vessel Powor Plant (MVPP) Kardeniz Zeynep Sultan milik Turki yang dikontrak PT PLN akan segera beroperasi di Maluku.
Kapal tersebut rencananya akan berlabu di Perairan Desa Waai, tak jauh dari lokasi pembangunan PLTU Waai. General Maneger PT PLN Wilayah Maluku Maluku Utara, Indradi Setiawan mengatakan kapal pembangkit listrik itu rencananya mulai beroperasi pada akhir Desember 2016. “Kami dapat informasi dari PLN pusat, paling lambat akhir Desember ini kapalnya sudah datang,”kata Setiawan kepada wartawan di Ambon, Kamis (16/6).
Dia mengungkapkan, kapal tersebut membawa kapasitas listrik sebesar 120 mega watt namun yang akan disuplai untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Ambon sebesar 60 mega watt. “Mudah-mudahan dengan beroperasinya kapal pembangkit ini kebutuhan listrik di Maluku terutama Pulau Ambon dapat terpenuhi,”katanya.
Dia mengaku kapal yang dikontrak dengan durasi lima tahun itu nantinya akan difungsikan untuk menerangi Pulau Ambon yang selama ini sering mengalami gangguan. Dalam jangka lima tahun itu pula PT PLN akan membangun pembangkit listrik di Maluku termasuk PLTU Waai, agar setelah masa kontrak kapal itu selesai maka tidak ada lagi masalah listrik di Maluku. “Jadi selama lima tahun itu PLN akan membangun pembangkit listrik di Maluku, sehingga selesai masa kontrak tidak ada lagi masalah kelistrikan di daerah ini,”ujarnya.
Untuk mendukung beroperasinya kapal pembangkit tersebut, PT PLN wilayah Maluku dan Maluku Utara telah membangun transmisi di Ambon. Tujuannya agar saat kapal pembangkit tersebut dioperasikan maka jaringan distribusi listrik ke Pulau Ambon sudah bisa difungsikan. “Kita dirikan transmisi agar kebutuhan listrik bisa disuplai ke Pulau Ambon saat kapalnya dioperasikan,”katanya.
Sesuai rencana pengoperasian kapal pembangkit listrik milik Turki itu sudah harus tiba di Ambon pada Juni 2016 ini. Namun ternyata rencana tersebut mengalami keterlambatan.
Menurut Setiawan, kendala keterlambatan tersebut diakibatkan karena PT PLN harus benar-benar mempelajari kontrak dengan pihak perusahan dan juga memastikan jika proyek tersebut dapat berjalan dengan baik. “Kita tahu bahawa proyek ini adalah proyek besar pasti membutuhkan dukungan dan proses yang benar, kita tidak ingin prosesnya salah, jadi perlu dipertimbangkan dan dievaluasi secara benar,”katanya. ADI