AMBON_Puluhan calon penumpang yang tidak bisa berangkat dengan KM. Pangrango, berunjuksa di Kantor Pelni Cabang Ambon, Sabtu (25/6) siang.
Namun unjukrasa calon penumpang yang didukung warga lainnya ini berlangsung ricuh. Mereka dibubarkan aparat Polres Pulau Ambon dan sejumlah warga ditangkap polisi dalam aksi ini.
Kericuhan terjadi saat pengunjukrasa memaksa masuk ke dalam Kantor Pelni namun dicegat aparat kepolisian sehingga terjadi kericuhan ini. Polisi merampas pengeras suara yang dibawa pendemo.
“Aksi ini tidak ada izin, bubarkan saja. Tangkap saja yang melawan. Sudah bilang baik-baik masih melawan saja,” teriak seorang aparat keamanan di depan kantor Pelni Ambon itu. Belasan aparat Polres Pulau Ambon langsung membubarkan aksi ini. Selain itu, polisi juga menangkap sejumlah pengujukrasa yang dinilai melawan polisi.
Namun tindakan polisi ini diprotes warga lainnya sehingga terjadi perang mulut antar pendemo dengan sejumlah polisi. “Polisi berlebihan menanggapi aksi kami, kami hanya menyampaikan ke Pelni, tolong fasilitasi kapal, bagi warga Kecamatan Geser dan Bula yang belum terangkut karena akan berlebaran di kampung halaman, tapi ini berlebihan teman-teman kami ditangkap,” kata Jefri, seorang pengunjukrasa.
Sebagai bentuk solidaritas kepada sejumlah pengunjukrasa yang ditangkap, massa aksi lainnya juga ikut naik ke mobil polisi yang membawa mereka ke Polres Pulau Ambon.
Sebelum dibubarkan polisi, pengunjukrasa sempat ditemui Kepala Bagian Operasional Pelni Ambon Samto. Namun jawaban Samto tidak memuaskan mereka. Dalam aksinya, pengunjukrasa memprotes pihak PT. Pelni Cabang Ambon yang tidak memberangkatkan ratusan warga lainnya dengan KM. Pangrango tujuan Geser dan Bula Kabupaten Seram Bagian Timur pada Sabtu pagi. Para warga ini hendak mudik berlebaran di kampung halamannya.
Pihak Pelni hanya memberangkatkan 764 penumpang dengan KM. Pangrango sesuai dengan kapasitas angkut kapal itu, termasuk dispensasi 70 persen penumpang. Pengunjukrasa mendesak Pelni menyediahkan kapal lain untuk menganggut warga lainnya namun pihak Pelni menolak memenuhi permintaan warga ini.
Samto menyatakan, pihaknya tidak bisa memenuhi permintaan pengunjukrasa dengan menyediahkan kapal lainnya untuk mengangkut mereka. Karena menurutnya, sesuai jadwal kapal Pelni lainnya juga mengangkut penumpang ke daerah lainnya.
“Tidak mungkin kami alihkan kapal Pelni lainnya untuk angkut penumpang Geser dan Bula. Karena sesuai jadwal, kapal akan melayari daerah lainnya. Atas nama PT. Pelni, kami mohon maaf tidak bisa mengangkut penumpang tujuan daerah – daerah di Seram Bagian Timur sebelum Lebaran ini,” kata Samto.
Sebelum berunjukrasa di Kantor Pelni, puluhan calon penumpang yang tidak kebagian tiket kapal tersebut juga memprotes petugas Pelni saat kapal hendak berangkat dari Pelabuhan Ambon.
Karena tidak puasa atas jawaban Kepala Pelni Cabang Ambon Hambali, perwakilan calon penumpang dan warga berunjukrasa ke Kantor Pelni Ambon. ADI