Ratusan Pemudik SBT Tidak Terangkut KM. Pangrango

oleh
oleh
Puluhan calon penumpang bersama warga lainnya berunjukrasa di Kantor Pelni Ambon, Sabtu (25/6).

AMBON-Ratusan pemudik asal Bula dan Geser Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) terpaksa tidak terangkut KM Pangrango, Sabtu (26/6) karena keterbatasan shit dan tiket.

Para calon penumpang ini pun memprotes PT Pelni Cabang Ambon dan pemerintah daerah karena dinilai tidak tanggap mengatasi keterbatasan kapal saat mudik. Aksi unjukrasa ini dilakukan sekitar 30 orang  perwakilan ratusan calon  penumpang yang tidak terangkut  KM. Pangrango  di Kantor PT Pelni Cabang Ambon, Sabtu (25/6).

Menurut pendemo, PT Pelni dan pemerintah lalai dalam mengatasi permasalahan keterbatasan kapal saat mudik Lebaran.  “Keterbatasan tiket dan shit selalu menjadi alasan, dan ini terjadi setiap tahun. Namun, belum ada kebijakan dan perhatian serius dari pemerintah daerah maupun pihak PT Pelni Cabang Ambon,”kata Wawan, salah satu calon penumpang yang berdemo. Wawan merupakan calon penumpang asal Geser yang hendak mudik  berlebaran bersama keluarganya di kampung halaman.

Sejak Jumat (24/6) Wawan sudah antri membeli tiket. Namun, sekitar jam 2 siang  di hari itu, tiket KM Pangrango sudah habis terjual. “Kata penjual tiket di loket di pelabuhan, tiket habis. Padahal ini keberangkatan terakhir KM Pangrango menjelang lebaran,”ungkapnya.

Penumpang lainnya mengaku khawatir tidak bisa merayakan lebaran di kampungnya. Pasalnya, informasi keberangkatan kapal fery tujuan Bula, Geser, Gorom dan Kesui serta Tutuk Tolu Kabupaten SBT pada 1 Juli belum ada kepastian. “Ada informasi juga kalau sekembali dari SBT, kapal fery akan didok. Kalau seperti ini kami tidak bisa lebaran bersama keluarga,”katanya. Para pemudik asal SBT ini berharap ada kapal yang  membawa mereka sehingga bisa berlebaran di kampung halaman.

Kepala PT Pelni Cabang  Ambon Hambali mengungkapkan, jumlah penumpang KM Pangrango yang berangkat Sabtu pagi  sebanyak 764 orang. Kapasitas KM Pangrango sejatinya hanya sekitar 500 orang. Namun, karena ada kebijakan dispensasi 70 persen sehingga bertambah menjadi 764 termasuk awak kapal.

BACA JUGA :  Di Belanda Punya Amsterdam, Dan Indonesia Punya Ambon Kota Musik

Hambali menyatakan  pihaknya tidak membatasi tiket, pengangkutan penumpang disesuaikan dengan kapasitas muat KM Pangrango.  “Bukan kehabisan tiket, tapi shitnya yang kurang, sehingga penumpang dibatasi. Kami tidak bisa memuat melebihi jumlah penumpang yang ditetapkan oleh Kementrian Perhubungan,”kata Hambali di ruang keberangkatan Pelabuhan Yos Sodarso Ambon.

Sementara itu, Kepala Bagian Operasi PT Pelni Cabang Ambon Samto mengatakan, calon penumpang yang tidak terangkut bukan hanya di di  Maluku, tapi dengan tujuan Makassar, Surabaya, Balik Papan dan Bau-Bau. Salah satu penyebabnya, adalah keterbatasan kapal. “Jadi yang tidak terangkut bukan kalian sendiri. Tapi juga pelayaran tanggal 4 tujuan Banda dan Tual. Banyak penumpang mas yang tidak terangkut,”kata Samto.

Untuk wilayah Maluku, sebanyak 7 kapal Pelni yang beroperasi saat ini. Pelayaran ke wilayah SBT hanya dilayani oleh KM Pangrango dengan jumlah penumpang 764 orang dan jadwal 2 minggu sekali.

Samto berjanji PT Pelni Cabang Ambon akan memperhatikan akses penumpang tujuan Geser dan Bula, karena shitnya yang terbatas. Minimal dalam pengaturan tiket. “Kedepannya nanti saudara-saudara kita yang ada di Geser dan Bula akan kita dahulukan dalam pengurusan tiketnya,”kata Samto. NDA