AMBON- Gubernur Maluku Said Assagaff menyatakan akan menemui Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir untuk membahas masalah akademik di Universitas Darussalam (Unidar) Ambon. Menurut gubernur, apapun alasannya mahasiswa tidak boleh dirugikan, aktivitas perkuliahan harus tetap berjalan, begitu juga dengan mahasiswa yang hendak wisuda.
Karena itu, gubernur menyatakan akan meminta Menristekdikti membuka Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI) Unidar ambon, sehingga aktivitas akademik di Kampus Merah itu tetap berjalan. “Saya akan datangi Menristekdikti, sampaikan ke beliau agar membuka Pangkalan Data Pendidikan Tinggi Unidar. Jangan korbankan mahasiswa, anak-anak saya, anak-anak Indonesia di Maluku,mereka harus tetap kuliah, yang mau wisuda harus diizinkan, sebab itu hak mereka, mahasiswa tidak salah,” kata gubernur saat menemui ratusan mahasiswa Unidar yang berunjukrasa di depan Kantor Gubernur Maluku, Senin (7/11).
Penjelasan gubernur ini menjawab tuntutan pengunjukrasa yang meminta dirinya ikut memperjuangkan nasib mereka ke Menristekdikti, agar mengeluarkan Surat Keputusan (SK) untuk membuka PDDIKTI Unidar. Terkait SK tersebut diberikan ke Yayasan Darussalam Maluku atau Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku, gubernur menyatakan hal ini yang akan dibicarakan. Berbagai kemelut soal konflik internal akan dibicakan dan dicari jalan keluar yang terbaik.”Kasihan mahasiswa kalau terus begini, orang tua mereka banting tulang cari uang, ternyata anak-anaknya kuliah terhambat gara-gara kita orang dewasa. Mari kita berpikir jernih sehinga anak-anak kita dan Unidar bisa diselamatkan,” katanya.
Kemelut di Unidar Ambon terjadi setelah lahirnya Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku, dan menggelar perkuliahan di Kampus Unidar Tulehu. Sementara Yayasan Darussalam Maluku yang melahirkan Unidar menggelar kegiatan yang sama di Kampus Wara Air Kuning Kota Ambon. Konflik berkepanjangan inilah yang menyebabkan Kemenristekdikti menonaktifkan lagi PDDIKTI Unidar Ambon.
Ia menyatakan, Unidar dibangun oleh Gubernur Maluku Hassan Slamet saat itu. Kala itu dirinya baru jadi Pegawai Negeri Sipil dan sempat ikut mengukur tanah untuk lokasi Kampus Unidar. Gubernur juga menyatakan sebelum menerima pengunjukrasa dari mahasiswa Unidar, Senin pagi, ia baru menerima mandat dari ahli waris mantan Gubernur Maluku Hassan Slamet, memimpin Yayasan Darussalam Maluku.
Karena itu, sebagai Ketua Yayasan Darussalam Maluku ia akan mengambil langkah-langkah menyelamatkan dan membesarkan Unidar, dengan melakukan pendekatan pada semua pihak. Baik Rektorat Unidar di Kampus Tulehu, maupun Kampus Unidar di Wara Air Kuning Ambon. Menurut dia, dalam posisinya sebagai gubernur, selama ini ia sudah sering memanggil Rektor Unidar Ibarahim Ohorella, Yayasan Pendidikan Darussalam Maluku dan Rektor Unidar Farida Mony, Yayasan Darussalam Maluku namun tidak pernah hadir. Karena persoalannya sudah di rana hukum, gubernur menyatakan biarlah proses hukum berjalan. Namun disatu sisi aktivitas perkulihan mahasiswa juga harus berjalan seperti biasa. Ia mengaku prihatin dengan nasib ribuan mahasiswa jika konflik intenal terus terjadi. “Kami menghormati proses yang sementara berjalan, tapi tentu kami berusaha agar semuanya menjadi satu, agar anak-anak kami tidak jadi korban, saya kasihan lihat mereka,” katanya. (ADI)
Gubernur Janji Temui Menristekdikti Bahas Masalah Unidar
