AMBON. PT. Pertamina memastikan stok bahan bakar minyak (BBM) untuk wilayah Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat aman selama Perayaan Natal dan Tahun Baru 2017. Kepastian ini setelah Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengecek stok dan distribusi BBM di Terminal Transit BBM Wayame Ambon, Kamis (22/12). Terminal Transit BBM Wayame, menyuplai BBM ke seluruh wilayah di Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
“Setelah kita cek dan mendapat laporan dari petugas di wilayah Maluku dan Terminal Transit BBM Wayame, stok BBM untuk wilayah Maluku dan Papua selama perayaan Natal dan Tahun Baru, jadi masyarakat tidak perlu khawatir dengan pasokan BBM,” kata anggota Komite BPH Migas Ibrahim Hasyim dalam keterangan pers di sela – sela pengecekan stok BBM di Terminal Transit BBM Wayame Ambon, Kamis (22/12).
Ia menyatakan, saat ini distribusi BBM seperti minyak tanah, premium, pertalite, pertamax dan avtur terus dilakukan ke daerah – daerah terpencil di Maluku dan Papua. Menurut dia, pihaknya berkewajiban untuk memastikan kondisi stok BBM jelang Natal dan Tahun Baru aman agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi. Karena saat Natal dan Tahun Baru, kebutuhan masyarakat terhadap BBM meningkat.
Pertamina Marketing Operation Region VIII terus melakukan sejumlah upaya untuk memastikan BBM di Maluku dan Papua, dalam menghadapi Natal 25 Desember dan Tahun Baru aman terkendali. “Kami sudah mengantisipasi kenaikan konsumsi untuk BBM berdasarkan pengalaman di tahun-tahun sebelumnya. Kami juga menyiapkan beberapa upaya untuk memastikan masyarakat tidak kekurangan BBM saat Natal dan Tahun Baru,” kata Area Manager Communication dan Relations Pertammina MOR VIII, Taufik Urachman dalam rilis yang diterima Terasmaluku.com.
Dia mengatakan,stok BBM di wilayah Maluku dan Papua saat ini berada pada level rata-rata 13 hari, dan Pertamina MOR VIII senantiasa menjamin stok yang ada, bahkan akan ditingkatkan dari level tersebut. Dirincihkan, untuk stok premium ada 14 hari, solar 13 hari, kerosene 14 hari, pertamax 12 hari, pertalite 9 hari, avtur 12 hari. Sementara untuk ketahanan elpiji mencapai 13 hari. Pertamina memprediksi, ada beberapa produk yang mengalami kenaikan di Wilayah Maluku dan Papua, diantaranya, pertalite sebesar 25 persen, dibanding kondisi normal atau meningkat dari rata-rata komsumsi normal 225 KL per hari menjadi 281 KL per harinya. “Kenaikan juga diprediksi terjadi pada komsumsi pertamax sebesar 25 persen, premium 12 persen. Sementara solar dipridiksikan naik sampai pertengahan Desember sebesar tiga persen,” kata Urachman.
Sementara untuk minyak tanah menurutnya, diperkiarakan mengalami kenaikan hingga empat persen di atas rata-rata normal sebesar 746 KL per hari menjadi sekitar 775 KL per hari. Selain BBM, elpiji dan avtur juga diperkirakan akan meningkat. Terkait prediksi kenaikan itu, pertamina mencoba melakukan sejumlah upaya antisipasi yakni, membentuk tim Satgas yang bertugas memantau kecukupan stok BBM, melakukan buffer stock di lembaga penyalur maupun Terminal BBM. Kemudian menyiapkan terminal BBM 24 jam jika diperlukan, berkoordinasi dengan pihak terkait untuk pengamanan penyaluran BBM, menyiapkan armada mobil tangki dan, menyiapkan tambahan kapal tangker dan meyediakan tim Satgas. Dengan sejumlah upaya ini, pihak Pertamina berharap kebutuhan dasar masyarakat khususnya BBM dapat terpenuhi dan masyarakat bisa menjalani liburnya dengan nyaman. (DIT)