AMBON-Kapolda Maluku Brigjen Pol. Ilham Salahudin menegaskan, banyak senjata api ilegal masuk ke wilayah Provinsi Maluku. Senjata – senjata ilegal itu bisa untuk tindakan kriminal atau teror. Menurut kapolda, ini terjadi seiring banyaknya pendatang yang masuk ke wilayah Maluku lewat berbagai pintu masuk.
Penegasan kapolda menyusul ditemukannya dua pucuk senjata api rakitan jenis revorver berikut 156 butir amunisi di atas kapal Pelni yang sandar di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon pada 5 Desember lalu. Kapolda minta kerjasama masyarakat dan pers untuk menyampaikan informasi jika ditemukan ada pihak – pihak yang mencurigakan membawa senjata api secara ilegal.
“Kita sadar bahwa banyak senjata – sejata gelap masuk ke kita (Maluku) seiring dengan banyak masuknya pendatang-pendatang, banyak pos – pos yang bisa masuk. Dan saya juga tidak bisa menyalahkan situasi ini, yang saya perlukan disini adalah kerjasama masyarakat dengan Polri memberikan informasi, kersama media kepada kami dan kerjasama kami kepada media,” kata Kapolda dalam keterangan pers akhir tahun 2016 di Ruang Utama Mapolda Maluku, Sabtu (31/12). Terkait temuan dua pucuk senjata berikut amunisnya, menurut Kapolda masih terus dikembangkan.
Untuk mencegahnya masuknya senjata api ilegal ke Maluku, kapolda menegaskan pihaknya terus meningkatkan pengamanan di pintu – pintu masuk wilayah Maluku tidak hanya di Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Lalu siapa orang yang membawa senjata masuk ke Maluku, kapolda menegaskan, siapa saja bisa memasukan senjata api ke Maluku namun kemungkinan terbesar menurutnya yang membawa senjata masuk ke Maluku adalah oknum anggota Polri. “Kemungkinan (pelaku) itu banyak, kemungkinan terbesar dari polisilah, dia punya senjata, kalau tidak disiplin disalahgunakan, belum waktu nembak orang itu penyalagunaan, contoh ya, paling sederhana,” kata kapolda.
Ia juga menyatakan, senjata api ilegal yang dibawa ke Maluku bisa untuk tindakan kriminal atau juga aksi teror. “Yang pasti untuk tindakan kriminal kalau senjata, kalau tidak ya teror. Kalau kriminal yang mungkin mau merampok,” katanya. Dalam keterangan pers ini juga, Kapolda menyatakan berbagai kasus kriminal di wilayah hukum Polda Maluku menurun bila dibandingkan tahun 2015. Tidak terjadi konflik antar kampung, namun terjadi kasus penembakan di wilayah Maluku Tengah, seperti di Pulau Nusa Laut yang menewaskan seorang warga dan polisi terus mengusutnya. (ADI)