AMBON- Wilayah Tambang emas Gunung Botak Kabupaten Buru, memanas lagi menyusul perkelahian sesama penambang ilegal pada Jumat (27/1) petang. Satu penambang tewas secara mengenaskan di Jalur E Wamsait Desa Dava Kecamatan Wailata. Korban yang diketahui bernama Darwis, asal Makassar itu mengalami luka tusuk di sejumlah bagian tubuhnya, selain itu dua penambang juga terluka dan dilarikan ke Puskesmas terdekat.
Informasi yang diperoleh Terasmaluku.com dari Kabupaten Buru menyebutkan, sebelum ditemukan tewas di dalam parit, korban bersama seorang rekannya terlibat perkelahian dengan dua orang lainnya di kawasan itu. Tidak ada warga yang berani melerai perkelahian itu, hingga akhirnya korban tewas dengan luka tusuk. Korban tewas dibawa ke Puskesmas Waekasar untuk proses penyelidikan. Selain menewaskan Darwis, seorang penambang lainnya bernama Herman juga terluka. Sorang penambang yang diduga terlibat perkelahain juga terluka.
Sempat terjadi kejar – kejaran antara para penambang di lokasi kejadian, dan membuat situasi sempat tegang. Setelah peristiwa itu, sejumlah aparat Polsek Waeapo dan tim Reskrim Polres Buru mendatangi lokasi kejadian. Dua pelaku yang merupakan penambang ilegal dari luar daerah juga sudah diamankan di Polres Buru.
Wakapolres Pulau Buru Kompol Irvan Reza membenarkan peristiwa ini. Namun ia membantah perkelahian itu terkait tambang emas Gunung Botak. Pelaku penusukan menurutnya sudah ditangkap. “Mereka yang terlibat perkelahian ini berteman tapi karena pengaruh minumar keras ya saling membunuh, pelakunya sudah kita amankanm, kita terus menyelidikinya,” kata Irvan saat dihubungi Terasmaluku.com, Sabtu (28/1).
Pasca penarikan aparat TNI dan Polri dari Gunung Botak, sejak awal Januari lalu, situasi di wilayah itu memang tidak menentu. Banyak penambang ilegal dari berbagai daerah terus memadati wilayah Gunung Botak untuk melakukan penambangan ilegal. (ADI)