TERASMALUKU.COM,AMBON– Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menghentikan berita bohong, hoax, berita fitnah, adu diomba yang disebarkan di media sosial (Medsos) karena dapat mengancam persatuan Indonesia.
Presiden menyatakan di era keterbukaan saat ini, setiap saat pengguna Medsos kebanjiran berita, baik obyektif, aktual, ada juga berita kritikan yang baik. Namun sebaliknya menurutnya, banyak juga berita bohong, hoax, yang menggangu akal sehat dan sering membuat kegaduhan. Berita hoax adalah berita bohong, berita palsu atau kabar burung.
Dalam situasi ini menurut presiden, media arus utama, media menstrim seharusnya bisa menjernihkan berita – berita bohong, hoax, mengandung fitnah dan mengadu domba masyarakat di Medsos, bukan sebaliknya ikut memungut menjadi sumber berita yang belum terferivikasi kebenarannya.
“Oleh sebab itu kita harus bersama – sama stop ini,mengurangi ini, stop berita bohong, hoax, berita yang memecah belah, berita- berita fitnah harus kita hadapi. Dalam kondisi demikian seharusnya media arus utama, media menstrim harus mampu meluruskan hal yang bengkok – bengkok, menjernihkan kekeruan yang terjadi di Medsos, tidak lantas ikut larut dan malah memungut isu – isu yang belum terferivikasi di media sosial sebagai bahan berita. Kita sekarang ini bisa liat kalau ada trending topik di media sosial justru itu yang dipakai berita tanpa verifikasi apakah berita itu benar atau tidak,” kata Presiden saat sambutan pada perigatan Hari Pers Nasional (HPN) di Lapangan Polda Maluku Kota Ambon, Kamis (9/2).
Presiden menyatakan saat ini jagad media menstrim, media arus utama memiliki tantangan besar dengan penomena maraknya penggunaan Medsos dengan beragam berita. Medsos menjadi kegandrungan utama di kalangan masyarakat, para pejabat dari daerah hingga pusat bahkan ia pun juga gandrum akan Medsos.
“Masyarakat kita, bupati, walikota, gubernur, menteri, Presiden semuanya main Medsos. Ada yang senang ngetwitt, ada yang senang main instagram, ada yang senang main fath, ada yang senang main facebook, semuanya gandrung media sosial,” kata Presiden.
Menurtnya, kecenderungan menggunakan Medsos ini terjadi di seluruh dunia. Presiden menyatakan, saat betemu para pemimpin dunia, mereka sering mengeluh atas gempuran Medsos yang juga memusingkan pemerintahan negara – negara di dunia. Mereka menyatakan, media arus utama atau media menstrim bisa diajak komunikasi namun untuk Medsos tidak bisa diajak kompromi.
“Ini yang saya dengar dari perdana menteri dan presiden yang saya temui, semuanya mengeluhkan. Mereka bilang, Presiden Jokowi, kalau media menstrim masih bisa kita ajak komunikasi, masih bisa kita bicara, tapi kalau media sosial siapa yang bisa memagari,” katanya.
Namun menurut presiden, gempuran berita di Medsos jusru akan semakin mendewasakan, memantangkan dan menjadikan masyarakat Indonesia tahan uji. Karena itu tidak perlu cemas, mengeluh jika menemukan hal – hal di Medsos, karena situasi ini menjadi fenomena di semua negara.
Menurut presiden, degitalisasi proses komunikasi membuat setiap orang, bisa menjadi produsen berita. Setiap individu bisa memberitakan apa yang dilihat dan dialaminya, dan itu bisa dilakukan kapan dan dimana saja menggunakan Medsos.
Meski digempur Medsos, namun presiden yakin media menstrim, media arus utama tidak akan hilang, sebagiamana radio tidak hilang akibat banyak bermunculan televisi. Keduanya sama – sama eksis karena bisa saling melengkapi untuk memenuhi dahaga masyarakat akan informasi.
“Media sosial unggul karena kecepatan, karena nilai aktualitas, sementara media arus utama, media menstrim menonjol karena akurasi karena kedalaman materi – materinya,” katanya. Media arus utama atau media mestrim tidak boleh luntur dalam menjujung tinggi etika jurnalistik yang menuntut faktualitas, yang menuntut obyektivitas dan menutut disipilin dalam melakukan verifikasi.
Presiden juga mengapresiasi upaya – upaya Dewan Pers yang melakukan ferivikasi terhadap perusahan media massa cetak maupun elektronik. Selain menjamin profesionalitas dan perlindungan terhadap jurnalis, dengan ferivikasi tersebut masyarakat bisa tahu media mana bisa dijadikan runjukan dan media mana yang bisa dipercaya dalam pemberitaaan.
“Saya berharap peringatan HPN di Kota Ambon ini, dapat memperteguh komitmen kita bersama untuk membangun Indonesia yang harmoni dan mewujudkan ekonomi yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata presiden. Sejumlah menteri hadir dalam peringatan HPN di Ambon ini, juga tokoh pers, pengusaha media dan pimpinan redaksi media massa lokal dan nasional. Hadir juga 20 duta besar dan perwakilan wartawan dari sejumlah negara.
Dalam perayaan HPN ini juga, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo mendatangani Memorandum Of Understanding atau (MOU) untuk penegakan hukum dan perlindungan kemerdekaan pers dengan Kepala Kopolisian RI (Kapolri) Jenderal Pol. Tito Karnavian. Yosep juga menandatangani MOU dengan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo terkait pencegahan kekerasan terhadap wartawan yang dilakukan aparat oknum TNI. (ADI)