AMBON-TERASMALUKU.COM,AKIBAT bentrokan yang terjadi di kawasan Dusun Batu Koneng Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon membuat psikologi masyarakat Batu Koneng terganggu. Warga tidak mau lagi pulang ke rumah mereka karena masih terbayang-bayang kejadian bentrokan yang terjadi pada Sabtu (6/5) itu. Dari kejadian itu memaksa warga Batu Koneng harus mengungsi di Lantamal Ambon dan Denzipur 5 Kodam 16 Pattimura.
Warga juga harus dikawal aparat keamanan jika mau kerumah untuk mengambil perlengkapan yang tidak sempat diambil. “Kita masih takut pulang ke sana (Batu Koneng) karena masih terbayang kejadian itu,” kata seorang ibu, warga Batu Koneng yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui di tenda pengungsian kompleks Lantamal IX Ambon, Selasa (9/12).
Ibu paruh baya ini mengatakan, tidak hanya orang dewasa yang psikologinya terganggu dari kejadian itu, tetapi juga anak dan balita. Apalagi saat ini anak-anak tidak bisa ke sekolah, kuliah serta melakukan aktivitas seperti biasanya. “Kejadian ini juga sangat mengganggu anak-anak dan balita kita yang ada disini. Anak –anak tidak bisa pergi ke sekolah juga ke kampus bagi mahasiswa, karena masih takut kejadian serupa menimpa mereka saat di jalan,” katanya.
Saat ini ada puluhan warga Batu Koneng yang mengungsi ke Lantamal Ambon. Untuk melakukan aktivitas di luar tempat pengungsian, warga Batu Koneng juga masih takut dan trauma. Sehingga aktivitas yang mereka dilakukan hanya sebatas di tempat pengungsian. Menurut wanita ini, kondisi pengungsian juga bisa membuat masyarakat dewasa, anak-anak dan balita gampang terserang berbagai penyakit.
“Kami berharap, pemerintah maupun aparat keamanan dapat secepatnya menyelesaikan persoalan ini dan dapat membuat rasa aman kepada seluruh masyarakat Batu Koneng, sehingga kami bisa kembali ke rumah tanpa rasa takut,” katanya.
Komamdan Lantamal IX Ambon Laksamana Pertama TNI Nur Singgih Prihartono mengakui bentrok yang terjadi itu sangat mengganggu psikologi masyarakat. “Psikologi itu juga sangat berpengaruh pada kesehatan masyarakat yang ada,” katanya.
Ia menyatakan, untuk mencegah gangguan psikologi pengungsi, pihaknya sudah berkoordonasi dengan pemerintah untuk mendatangkan ahli psikolog agar dapat membantu masyarakat yang mengungsi di Lantamal. (IAN)