TERASMALUKU.COM,AMBON-Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indah Parawangsa makan nasi bungkus bersama pengungsi Batu Koneng Kota Ambon, korban bentrokan antar warga yang berada di lokasi pengungsian Lantamal IX Ambon Kamis (25/5) siang.
Dalam santap siang ini, Mensos duduk lesehan dengan pengungsi beralaskan tikar. Menu nasi bungkus yang dimakan Mensos bersama pengungsi sangat sederhana yakni, nasi putih, ikan dan ayam goreng serta sayur tumis kakung ditambah sambal. Nasi bungkus tersebut dimasak tim Tagana Dinas Sosial Maluku di dapur umum lokasi pengungsian.
Mensos yang didampingi Komandan Lantamal IX Ambon Laksama Pertama TNI Nur Singgih Prihartono, Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Kasdam 16 Pattimura Brigjen TNI Tri Soewandono, Walikota Walikota Richard Louhenapessy dan Wakil Walikota Syarif Hadler menikmati nasi bungkus itu.
Sebelum makan siang, Mensos meminta seorang warga pengungsi memimpin doa. Mensos kemudian ikut membagikan nasi bungkus kepada pengungsi. “Ayo siapa yang belum kebagian. Ini masih ada nasi bungkusnya. Ayo makan yang banyak ya, biar sehat,“ kata Mensos kepada anak-anak pengungsi.
Dalam arahannya sebelum makan siang, Mensos meminta warga yang mengungsi ke Markas Lantamal IX Ambon untuk kembali ke rumah mereka di kawasan Batu Koneng Desa Poka Kecamatan Teluk Ambon Kota Ambon. Apalagi memasuki bulan Suci Ramadhan, anak – anak harus sekolah dan situasi keamanan sudah kondusif sehingga pengungsi harus kembali ke rumahnya.
“Setelah ini bapak-bapak, ibu-ibu, adik-adik semuanya harus kembali ke rumah masing- masing agar bisa melaksanakan ibadah puasa di rumah sendiri dengan baik. Saya harap anak – anak segera masuk sekolah, jika sudah waktunya masuk. Tidak perlu khawatir lagi yang penting hati bapak-bapak, ibu-ibu, suadara sekalian baik pada semua orang,” kata Mensos. Setelah kembali, Mensos juga minta kepada pengungsi agar membangun silaturahmi, hidup damai dengan warga lainnya di Batu Koneng.
Tercatat 140 jiwa warga Batu Koneng terpaksa mengungsi ke Lantamal IX Ambon sebagai dampak bentrokan dua kelompok warga di wilayah itu pada Sabtu (6/5) yang dipicu sengketa lahan. “Warga pengungsi ini sebenarnya tidak terlibat langsung dalam bentrokan dua kelompok warga itu, namun mereka trauma dan takut menjadi korban dalam bentrokan sehingga memilih mengungsi,” kata Walikota.
Setelah makan siang, Mensos memimpin pemulangan pengungsi korban bentrokan itu. Sejumlah ibu-ibu tak kuasa menahan sedih saat diantar Mensos naik ke bus yang membawa mereka ke Batu Koneng. Mereka juga tak kuasa menahan sedih saat berpamitan dengan Komandan Lantamal IX Ambon Laksama Pertama TNI Nur Singgih Prihartono yang sudah menampung mereka selama 19 hari itu. Sebagian ibu – ibu memeluk Mensos dengan berlinang air mata. “Tolong ibu kami minta jaminan keamanan di tempat tinggal kami, kami trauma dan tidak mau jadi korban,” kata seorang ibu sambil memeluk Mensos dengan megeluarkan air mata.
Mensos menyatakan, pemerintah akan merelokasi warga Batu Koneng karena lahan tempat tinggal mereka menjadi kawasan sengketa warga yang sering memicu bentrokan. Menurut Mensos, warga Batu Koneng butuh kepastian tempat tinggal mereka karena itu salah satu langkah yang harus dilakukan merelokasi mereka. “Pemda Kota Ambon akan mencari lahan, pemerintah pusat akan menyiapkan rumah untuk mereka, kita sharing anggaran untuk relokasi ini,” kata Mensos. (IAN/ADI)