Walikota Ambon Launching SIRR Berbasis Webgis

oleh
oleh
Walikota didampingi Kepala BPBD Kota Ambon melaunching program perubahan Sistim Informasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (SIRR). FOTO : (TERASMALUKU.COM_

TERASMALUKU.COM,AMBON-Walikota Ambon Richard Louhenapessy melaunching atau luncurkan program perubahan Sistim Informasi Rehabilitasi dan Rekonstruksi (SIRR) pasca bencana di  Kota Ambon berbasis Webgis dengan lokasi kajian Kecamatan Leitimur Selatan. Launching  program yang berlangsung di Swissbell Hotel Ambon pada  Kamis (22/6) ini juga dihadiri Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah  Kota Ambon, Enrico Matitaputty.

Walikota menyatakan, sisitim ini merupakan sebuah gagasan baru, selama ini pemerintah selalu menggunakan sistim manual penanganan bencana.  Menurut Walikota, dengan adanya sistim ini pihaknya dapat  memantau  peristiwa bencana secara langsung. “Kalau selama ini kita hanya menggunakan sistim manual, dengan adanya sistim ini kita bisa mendeteksi secara langsung peristiwa-peristiwa di Leitimur Selatan,” katanya.

Walikota  mengatakan, masyarakat dalam kondisi moderen saat ini tidak bisa menghindar dari kebutuhan penggunaan IT, karena itu merupakan persyaratan masyarkat modern yang sedang berkembang. “Kita tidak bisa hindari IT karena ini sudah merupakan sarapan, kebutuhan  bagi masyarakat modern sekarang, kita bisa saja menghindar dari perubahan tekonogi tetapi teknologi akan terus mengikuti kita,” katanya.

Menurut Walikota Richard, sistim yang ditawarkan ini adalah sistim yang sangat positif untuk memantau bencana di daerah Leitimu Selatan. Terdapat dua daerah yang rawan yakni Leitimur Selatan dan Nusaniwe. “Kita juga harus melaunching program yang sama di kawasan Nusniwe karena itu merupakan daerah yang rawan bencana,  sistem ini sangat penting sebab cuaca kita sangat ekstrim,” kata Walikota.

Ia berharap, dengan sisitim yang baru di launching ini akan membantu pemerintah dan seluruh mayarakat Kota Ambon karena sistim ini akan sangat membantu masyarakat dalam masalah-masalah pasca bencana yang terjadi. (IAN)

BACA JUGA :  Problem Masyarakat Mausu Ane, Butuh Riset Etnografi

No More Posts Available.

No more pages to load.