TERASMALUKU.COM,AMBON-Richard de Fretes, seorang bocah berusia tujuh tahun di Negeri Hukurila Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon, menderita kanker hati sejak setahun lalu. Kondisi ekonomi keluarga yang tidak mampu menyebabkan sang bocah tidak bisa berobat lagi. Padahal untuk bisa sembuh ia harus menjalani cangkok hati ke China.
Saat ditemui di rumahnya yang sederhana di kawasan Negeri Hukurila Kota Ambon,Jumat (6/7) Richard berada di pangkuan ibunya, Veronika de Fretes. Kondisi tubuh bocah ini makin memperihatinkan. Ia hanya mampu berbaring karena kondisi perutnya kian membesar. Sementara bagian tubuh lainnya makin kurus.
“Tiap hari Richard hanya terbaring lemah di tempat tidur, perutnya makin besar sehingga fisiknya lemah. Kalau sudah sakit kami sering pangku Richard agar bisa mengiburnya,” tutur Veronika.
Kedua orang tua Richard tidak mampu lagi membawanya berobat, karena kehabisan biaya. Ayah Richard, Christopher de Fretes hanyalah seorang petani, sedangkan ibunya, seorang ibu rumah tangga. Jangankan untuk berobat, untuk makan saja mereka kesulitan.
Akibat kondisi ekonomi keluarga yang sulit ini, orang tua Richard tidak bisa lagi membawa Richard ke dokter. Saat ini, keluarga hanya bisa memberikan pengobatan alternatif untuk mengurangi sakit akibat pembengkakan pada perut Richard.
Christopher mengatakan, pembengkakan pada perut anaknya mulai terlihat awal September 2016. Perutnya terus membuncit dengan cepat dalam kurun waktu satu bulan. Richard terpaksa tidak bisa ke sekolah akibat sakit yang deritanya. Sejumlah pengobatan medis telah dilakukan hingga proses kemoteraphi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Wahid Makassar.

Christopher mengatakan, atas bantuan warga dan Jemaat Gereja di Negeri Hukurila, Richard sempat menjalani empat kali kemoterapi di rumah sakit itu dari enam tahapan yang harus dilakukan. Namun akibat kekurangan biaya serta kondisi fisik Richard yang terus melemah, keluarga memulangkan Richard ke Ambon.
“Kami tidak punya biaya lagi untuk berobat. Pengobatan yang sempat dilakukan di Makassar itu atas bantuan dari warga dan Jemaat Gereja di Hukurila, namun karena kesulitan biaya kami putuskan untuk tidak melanjutkan pengobatan lagi, kita bawa pulang ke Ambon,” kata Christopher.
Ia menyatakan, menurut dokter yang merawat Richard di RSUD dr. Wahidin Makassar itu, kanker hati yang diderita anaknya hanya dapat diobati dengan metode pencangkokan hati yang membutuhkan biaya sangat besar, karena hanya bisa dilakukan di China.
“Saya bilang dokter yang merawatnya, dapat uang darimana untuk cangkok hati ke China. Berabat di Ambon saja kita kesulitan uang apalagi mau bawa ke luar negeri,” katanya.
Kini keluarga hanya bisa bergantung pada pengobatan tradisional untuk menghilangkan rasa sakit Richard. Richard membutuhkan banyak biaya, karena itu bocah ini membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk kesembuhannya. “Kami hanya bisa pasrah atas apa yang menimpa anak kami ini, ” tuturnya. (IAN)