TERASMALUKU.COM,-AMBON-Gubernur Maluku Said Assagaff membuka Temu karya Taman Budaya Se-Indonesia dan Pameran Besar Seni Rupa Indonesia 2017 di Taman Budaya Maluku, Selasa (12/9) malam. Temu karya ini diikuti oleh 26 Provinsi di Indonesia.
Gubernur berharap karya seni dan budaya dapat merajut kembali ikatan-ikatan persaudaraan sejati melalui perjumpaan yang malampaui sekat-sekat agama, suku bangsa dan negara. “Saya mengharapkan kegiatan ini dapat merajut kembali ikatan-ikatan keadaban atau persaudaraan sejati melalui karya seni dan budaya karena seni adalah media dialog dan perjumpaan yang malampaui sekat-sekat agama, suku bangsa dan negara,” katanya.
Gubernur Assagaff mengatakan, seni merupakan sebuah ekspresi peradaban yang bersifat universal, walaupun diekspresikan dalam berbagai nada, rupa, warna dan bentuk yang berbeda-beda, tetapi seni selalu menghadirkan keindahan. “Kenyataan tersebut dapat dilihat pada Indonesia sebagai salah satu negara yang berciri kepulauan dan negara multikultural yang terbesar di dunia,” kata Assagaff.
Assagaff mengatakan, di Indonesia terdapat 665 bahasa daerah, 300 suku bangsa, dan ribuan sub suku bangsa, enam gama resmi dan ratusan agama suku yang tersebar di 17 ribu pulau besar dan kecil. “Semua memancarkan nilai-nilai keindahan yang tidak terbatas, dimana masing-masing daerah memiliki nilai suku budaya yang khas sebagai khasanah seni budaya di Indonesia,” katanya.
Gubernur mengungkapkan, sebuah kebudayaan yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke adalah identitas dan kebudayaan bangsa Indonesia. Sedangkan untuk seni rupa, kata Assagaff, adalah seni rupa yang tumbuh dan berkembang di Indonesia yang memiliki keragaman budaya yang sangat kaya.
“Karya-karya seni rupa nusantara merupakan perwujudan dari pola hidup kepercayaan dan nilai yang ada di masing-masing daerah. Maka seni rupa juga merupakan cerminan identitas kebudayaan bangsa yang tumbuh sejak dulu,” kata Assagaff.
Ia juga mengatakan, seni rupa semakin bervariasi sejak masuknya Agama Islam, Kristen dan bangsa barat saat masa kolonialisme. Ia menyebutkan, sejarah seni rupa terdiri dari tiga fase yakni, fase prasejarah, sejarah, dan fase setelah kemerdekaan. Fase tersebut adalah merupakan cerminan sejarah perjalanan bangsa ini. Dalam pembukaan acara ini juga disuguhkan atraksi budaya dan seni yang melambangkan persaudaraan warga. (IAN)