TERASMALUKU.COM,-AMBON-Sebanyak 2.400 aparat dari Kepolisian Daerah Maluku, bersama TNI dan jajaran Pemerintah Daerah (Pemda) siap mengamankan jalannya event balap sepeda Internasional, Tour de Molvccas (TdM) yang akan berlangsung pada 18 hingga 22 September 2017 ini. Sementara itu, Polda Maluku meminta masyarakat di empat etape yang dilalui peserta balap sepeda internasional untuk tidak melepas hewan peliharaanya di jalan selama event berlangsung.
Dirlantas Polda Maluku Kombes Pol Heru mengatakan, pengamanan ini akan dilakukan di setiap etape yang dilewati para pembalap dari 20 negara itu. “Untuk pengamanan ini ada sebanyak 2.400 personil gabungan dari Polri dan TNI serta pemerintah daerah disiagakan di lima etape yang dilalui oleh peserta balap sepeda,” kata Heru kepada wartawan di Ambon, Sabtu (17/9).
Ia mengatakan, untuk etape pertama dimulai dari Kota Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sampai dengan Kota Masohi, Maluku Tengah (Malteng) dengan jarak tempuh sekitar 179,7 kilometer. Untuk etape kedua itu dari Wahai, Malteng sampai ke Kota Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) dengan jarak tempuh 155,8 kilometer. Sedangkan etape ketiga, dari Kota Bula sampai Wahai dengan jarak tempuh 153,8 kilometer, dan untuk etape empat dari Kota Masohi hingga Waipirit, SBB jarak tempuh 141,5 kilometer.
Sementara, etape kelima di Kota Ambon akan dimulai dari Pantai Namalatu dan finish di Gong Perdamaian Ambon, dan peserta akan memutar pusat Kota Ambon sebanyak tujuh kali dengan jarak 82,9 kilometer. “Koordinasi pengamanan khusus tim kawal dari depan dan belakang seluruhnya dari Polda Maluku dan untuk pengamanan di tiap etape itu ada di Polres masing-masing dan juga melibakan aparat TNI,” katanya.
Heru mengatkan, untuk etape pertama sampai etape ke empat masih ada permasalahan karena masyarakat masih melepas hewan peliharaannya begitu saja di jalan. Karena pihaknya meminta masyarakat agar saat pelaksanaan TdM tidak melepas hewan piarannya begitu saja karena akan mengganggu jalannya balap sepeda internasional. Apalagi lanjutnya kecepatan balap sangat tinggi diatas 70 hingga 80 km/jam.
“Kita sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar masyarakat tidak melepas hewannya begitu saja di jalan selama kegiatan TdM berlangsung, karena sangat berbahaya sekali. Ya kita harus menjadi tuan rumah yang baik jangan sampai gara-gara hewan terganggu event internasional ini,” katanya.
Selain itu menurut Heru, untuk etape kelima merupakan etape yang terberat karena harus menutup jalan protokol. “Kita harus menutup jalan protokol ini selama empat jam, sehingga kita sudah minta ke pemerintah daerah untuk meliburkan aktifitas yang ada,” katanya.
Balap sepeda internasional ini akan dimulai Senin (18/9) dari Kota Piru,melintasi Kabupaten Maluku Tengah, SBT hingga Jumat (22/9) finish etape terakhir di Kota Ambon. Para peserta sudah tiba di Ambon sejak Sabtu (16/9). (IAN)