TERASMALUKU.COM,-AMBON-Puluhan mahasiswa IAIN Ambon berunjukrasa di kampus mereka, Selasa (17/10) siang. Dalam aksinya mahasiswa memita Rektor IAIN Ambon, Dr. Hasbullah Toisuta, M.Ag mengikutkan seluruh mahasiswa dalam kuliah kerja nyata (KKN) Tahun 2017. Namun aksi demo ini berubah ricuh. Mahasiswa terlibat kericuhan dengan sejumlah pejabat, dosen dan petugas keamanan internal, Satpam di pintu gerbang kampus.
Kericuhan terjadi saat mahasiswa yang berdemo itu, tiba – tiba menghadang mobil rombongan Ketua Umum (Ketum) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Romahurmuziy yang hendak masuk ke kampus. Romahurmuziy, anggota DPR RI yang didampingi Wakil Walikota Ambon Syarif Hadler, Kepala Kantor Kementerian Agama Maluku Fessal Musaad itu ke kampus memberikan kuliah tamu bagi civitas akademi IAIN Ambon.
Para mahasiswa ini hendak menemui Rektor IAIN untuk menyampaikan tuntutan mereka. Namun karena Rektor tidak juga menemui mereka, mahasiswa pun memanfaatkan kunjungan Ketum PPP itu dengan menghadang iring-iringan mobilnya. Mahasiswa memalang pintu gerbang kampus sehingga mobil rombongan tidak bisa masuk.
Pantauan Terasmaluku.com, akibat aksi penghadangan ini, mobil rombongan Romahurmuziy yang dikawal mobil Polisi Lalu Lintas Polda Maluku tertahan di pintu masuk kampus sekitar 15 menit. Namun aksi mahasiswa ini berhasil dibubarkan paksa petugas Satpam, sejumlah pejabat dan dosen IAIN Ambon. Akibatnya terjadi aksi dorong dan kericuhan antara puluhan mahasiswa, pejabat, dosen dan Satpam IAIN Ambon. Setelah berhasil dibubarkan, rombongan Ketum PPP masuk dan memberikan kuliah tamu.
Rektor IAIN Ambon, Dr. Hasbullah Toisuta dalam sambutannya di hadapan Romahurmuziy menyatakan, aksi demo mahasiswa itu tidak terkait dengan kedatanganya ke kampus. Demo itu menurut Hasbullah karena ada mahasiswa yang tidak bisa ikut KKN akibat belum bisa membaca Al-Quran menutut diikutkan dalam program KKN tahun ini.
Hasbullah menyampaikan permintaan maaf kepada Ketum PPP itu karena kedatangannya sempat terganggu. “Saya minta maaf karena tadi ada sedikit gangguan saat mau masuk (kampus). Itu bukan aksi penolakan terhadap kedatangan Bapak Romahurmuziy. Tapi yang terjadi di sana (demo) mahasiswa yang kita programkan untuk bisa baca tulis Al-Quran, mereka tidak bisa turun KKN karena tidak bisa baca Al- Quran,” katanya.
Menurut Rektor, jika mahasiswa turun KKN dalam kondisi tidak bisa membaca Al-Quran, maka itu sama saja mempermalukan nama Kampus IAIN Ambon, sebagai salah satu Kampus Islam terbesar di Maluku. IAIN Ambon memberikan syarat kepada mahasiswanya yang hendak terjun ke masyarakat lewat program KKN harus bisa membaca Al-Quran. Jika tidak bisa membaca, mahasiswa tidak bisa ikut KKN.
“Saya malu kalau mahasiswa ke masyarakat tetapi tidak bisa baca Al-Quran, itu yang kemudian saya mengawal hal itu dengan ketat. Dan yang bisa baca Al Quran baru bisa turun ke masyarakat (KKN),” ujarnya. Ia juga menambahkan, jika mahasiswa yang belum bisa membaca Al-Quran dengan baik, maka pihak kampus telah memberikan pembinaan di Mahad agar seluruh mahasiswa bisa membaca Al-Quran. (IAN)