Jelajah Kapal Pembangkit Terapung, Yasin Bey Pemasok Listrik di Ambon

oleh
oleh
Kapal Pembangkit Listrik Terapung Karadeniz Powership Yasin Bey di Lepas Pantai Desa Waai Pulau Ambon. FOTO : DOK. (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Seorang pria Turki dengan senyuman dan ramah menyambut kami saat menginjakan kaki diatas Kapal Pembangkit Listrik Terapung Karadeniz Powership Yasin Bey di Lepas Pantai Desa Waai Pulau Ambon, Selasa (31/10) siang. Pria berusia 30 tahun itu adalah Ayub, staf bagian  engine, mesin di Kapal Pembangkit Listrik Terapung Yasin Bey. Sejumlah pekerja Indonesia, rekan Ayub menyerahkan alat pelindung diri seperti helm dan rompi. Sebelumnya kami mendapat id card khusus di pos pengamanan  sebelum naik ke kapal.

Dari lantai dua kapal asal Turki, kami harus menaiki tiga tangga lagi menuju ruang pertemuan di kapal dengan panjang 162 meter itu. Suasana Turki, dan khas Eropa  sudah terasa di kapal tersebut. Pada diding kapal terdapat lukisan tempat – tempat wisata ternama di Kota Istambul, Turki. Seperti Masjid Biru (Blue Mosque) atau Masjid Sultan Ahmed, dan  Aya Sofya atau Hagia Sophia.

Di  ruang pertemuan, kami disambut Director Karpowership Asia Region atau Direktur Regional Asia PT. Karpowership Mehmet Ufuk Berk. Ya, kami bersama belasan jurnalis dari berbagai media di Kota Ambon, didampingi Novita, perwakilan PT. Karpowership Indonesia berkesempatan  mengikuti ship tour  di Kapal  Listrik Yasin Bey.

Kapal Yasin Bey berdaya 120 megawatt ini sudah beroperasi di lepas Pantai Waai, Pulau Ambon  sejak 1 April 2017. Kapal berjenis kelas bereau veritas  itu  disewa PT. PLN (Persero) untuk memasok listrik ke sistem interkoneksi kelistrikan di Pulau Ambon. Meski sudah beroperasi tujuh bulan, namun baru kali ini jurnalis bisa naik ke kapal dengan lebar 20 meter itu.

Bentuk kapal memang sama mesin pembangkit listrik. Bendera Indonesia dan Turki terpasang di sejumlah bagian kapal, sebagai pertanda kerjasama kedua negara dalam bidang kelistrikan. Tidak mudah memang naik  di kapal pembangkit listrik itu.

Para jurnalis harus melintasi dua pos pemeriksaan dari securty dan pos pemeriksaan gabungan, aparat  kepolisian dan security di pantai Waai. Setelah itu menuju ke kapal dengan menggunakan speedboat.

“Kami senang sekali bisa dikunjungi anda (jurnalis),” tutur Ufuk Berk mengawali sambutan saat menerima rombongan  jurnalis Ambon. Pria asal Turki ini menjelaskan  tentang  kapal listrik itu  dengan bahasa Inggris.  Di kapal pun tidak bisa masuk kalau belum mendapat id card khusus dari pos pengamanan di darat.

Jurnalis diberi kesempatan melihat sejumlah ruangan termasuk ruang kontrol. Di ruangan ini, terdapat 102 kamera monitor dari CCTV yang terpasang di seluruh bagian kapal. Di ruang kontrol ini juga bisa diketahui berapa daya listrik terpakai untuk kebutuhan pelanggan di Pulau Ambon. “Jika pada beban pucak, daya terpakai diantara 51 megawatt  hingga 56 megawatt. Tapi kalau siang hari biasanya hanya sekitar 35 megawatt,” kata seorang petugas di ruang kontrol itu.

Yasin Bey,  Kapal Pembangkit Listrik Terapung dioperasikan oleh PT.Karpowership Indonesia, anak perusahan Karpower Internasional di Turki. Perusahan tersebut  satu-satunya di dunia yang memiliki kapal listrik terapung. Ufuk menyatakan, perusahannya menyuplai listrik di sejumlah negara di dunia, seperti Lebanon, Irak, Ghana termasuk Inggris.

Yasin Bey adalah kapal pembangkit listrik  terapung ketiga  di Indonesia, setelah Zeynep Sultan di Amurang, Sulawesi Utara, Gökhan Bey di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dan yang  terakhir kapal pembangkit listrik terapung Karadeniz Powership Onur Sultan di Medan Sumatera Utara, terbesar di dunia berdaya 470 MW. Direncanakan kapal pembangkit apung juga akan beroperasi di  Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Kapal Yasin Bey  memiliki enam unit engine buatan Wartsila, dan memiliki satu turbin uap. Kapal ini memiliki 126 tenaga kerja. 50 tenaga kerja asal Turki, 76 tenaga kerja Indonesia. “Sebagian  tenaga kerja Indonesia berasa dari Ambon. Kami bekerja dengan sinergi yang tinggi dan nyaman di Ambon,” kata Ufuk.

Ia mengungkapkan, bahan bakar yang digunakan kapal pembangkit listrik Yasin Bey bersifat fleksibel. Karena mesin pembangkit dapat beroperasi menggunakan gas alam cairan atau elenji (Liguefied Natural Gas, LNG) dan HFO (Heavy Fuel Oil). Selain itu, operasional dan perawatan serta pemeliharaan engine, mesin kapal listrik apung ini semuanya dilakukan di  dalam kapal non stop selama 24 jam, termasuk bahan bakar juga dimiliki sendiri kapal ini.

Ufuk menjelaskan,  perusahannya menjalin  kontrak kerjasama dengan PT. PLN untuk menyuplai listrik di Pulau Ambon. Kapal pembangkit  ini  menyuplai 100 persen pasokan listrik di  Pulau Ambon. Itu artinya semua pasokan listrik yang dinikmati pelanggan  di Kota Ambon dan sekitarnya berasal dari Kapal Yasin Bey, asal Turki.

Namun menurut Ufuk dari daya 120 MW yang dimiliki Kapal Pembangkit Yasin Bey, PLN hanya membeli 60 MW sesuai kebutuhan listrik di sistem Ambon. Masih ada 60 MW yang tidak terpakai.“Kami berharap kedepan kebutuhan listrik di Pulau Ambon makin meningkat, sehingga nilai kontrak daya listrik  bisa dinaikan dari 60 megawatt,” kata Ufuk. Ia menyatakan, sesuai kontrak dengan PLN,  Kapal Pembangkit Listrik Terapung Yasin Bey akan memasok listrik di Pulau Ambon hingga 2022.

Selain menjelaskan soal kapal listrik itu, Ufuk juga menjelaskan potensi wisata di  negaranya, Turki. Berbagai tempat wisata, situs sejarah, peradaban Turki serta  kuliner khas negara itu  disampaikan Ufuk. “Warga Turki sangat terbuka, menerima siapa saja yang datang. Tidak membeda-bedakan agama, kami sama juga dengan warga Indonesia yang   ramah  dan terbuka,” kata Ufuk. (ADI)

No More Posts Available.

No more pages to load.