TERASMALUKU.COM,-AMBON- Walikota Ambon Richard Louhenapessy mengungkapkan pihaknya tengah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengganti kerugian rumah warga rusak akibat gempa di Kota Ambon.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menyebutkan rumah warga yang rusak berjumlah 40 unit. Sementara untuk fasilitas fublik lainnya termasuk fasilitas pemerintah yang ikut rusak menjadi tanggungjawab instansi masing – masing.
“Untuk rumah– rumah (yang rusak) itu nanti Pemerintah Kota Ambon akan berkoordinasi dengan BNPB, kita akan ganti kerugiannya. Kalau untuk fasilitas publik nggak ya itu nanti lain lagi,” kata Walikota dalam keterangan pers di Ambon, Sabtu (4/11). Hadir dalam keterangan pers ini, Sekot Ambon, Anthony Gustav Latuheru, Kepala BPBD Kota Ambon Enrico Matitaputty dan Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas I Ambon Bram Mustamu.
Walikota juga menyatakan, kemungkinan bangunan yang rusak akibat gempa karena campurannya tidak kuat. Ia mencontohkan, Gedung Fakultas Kedokteran Unpatti Ambon yang juga ikut rusak, padahal menurutnya,bangunan tersebut baru dibangun dua tahun lalu.
“Gedung Fakultas Kedokteran itu kan baru dibangun dua tahun lalu, kok bisa rusak, sedangkan bangunan yang sudah puluhan tahun tidak rusak. Ini pasti ada yang tidak beres dengan bangunan itu,” kata Walikota.
Dalam kesempatan ini, Enrico menyebutkan akibat gempa beruntun yang terjadi Selasa (31/10) malam itu menyebabkan 40 rumah warga rusak. Dari jumlah itu, empat rumah rusak ringan dan sisanya rusak sedang. Umumnya rumah yang rusak itu mengalami retak di dinding dan lantai. Pendataan kerusakan akibat gempat melibatkan tim dari BNPB yang tiba di Ambon sehari setelah gempa.“Kita sudah data semuanya dan kerugiannya tidak terlalu besar memang nanti akan diganti rugi,” kata Enrico.
Menurutnya, rumah warga yang rusak itu tersebar di Kecamatan Sirimau, Baguala dan Teluk Ambon. Namun sebagian besar rumah yang rusak ada di kawasan Alor Belakang SLBT Tanah Rata Desa Batu Merah Kota Ambon, berjumlah 34 unit. Satu unit di Baguala dan lima unit di Kecamatan Teluk Ambon.
Terkait tingginya kerusakan rumah di kawasan Alor, Tanah Rata menurut Enrico, tim vulkanologi dari ITB sedang meneliti lokasi tanah di kawasan tersebut. “Tim dari ITB bagian vulkanologi sudah datang dan mereka sudah bekerja, karena memang kecenderungan kerusakan itu lebih pada tanah retak-retak. Jadi memang kondisi topologi tanah di kawasan Tanah Rata (Alor) itu yang mereka selidiki nanti, hasilnya akan disampaikan ke kami,” katanya.
Selain pemukiman warga, gempa beruntun juga menyebabkan sejumlah fasilitas publik rusak. Seperti Bandara Pattimura, pusat perbelanjaan Maluku City Mall (MCM), Kantor Dinas Pemadam Kebakaran Kota Ambon. Dan juga gedung Fakultas Kedokteran dan Fakultas Pertanian Unpatti. Selain itu, kerusakan juga terjadi pada empat bangunan sekolah. Yakni, gedung SLB Tanah Rata Batu Merah, SD Negeri 1,2 dan 3 di Poka serta satu Gedung Paud di Leihitu. (ADI)