TERASMALUKU.COM,-PIRU- Penutupan Tambang Tembaga di kawasan Gunung Desa Iha dan Desa Luhu Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) yang berlangsung selama dua hari, Jumat (8/12) hingga Sabtu (9/12) berjalan aman tanpa ada perlawanan warga penambang.
Jurnalis Terasmaluku.com, Fadli Bufakar melaporkan dari lokasi tambang, dalam penutupan itu, aparat gabungan TNI/Polri, petugas Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Satuan Polisi Pamong Praja Pemkab SBB melakukan penyisiran di lokasi tambang ilegal. Petugas memaksa penambang meninggalkan lokasi tambang dan merobohkan tenda-tenda tempat tinggal dan pengolahan material tambang batu sinabar itu.
Penambang meninggalkan lokasi tambang itu tanpa perlawanan kepada aparat keamanan. Lokasi tambang di Desa Luhu dan Desa Iha ditutup untuk mencegah meluasknya kerusakan lingkungan di wilayah itu akibat penambangan secara ilegal dengan menggunakan mercuri dan bahan kimia lainnya.
Penutupan lokasi tambang ini dipimpin Kapolres SBB AKBP Agus Setiawan, dan Sekda SBB Mansur Tuharea. Kapolres menegaskan, penutupan tambang yang dilakukan merupakan komitmen dari pihak pemerintah, aparat keamanan dan tokoh masyarakat dari Desa Iha dan Desa Luhu.
Sebelum penutupan dilakukan, Gubernur Maluku, Pangdam 16 Pattimura dan Kapolda Maluku mengeluarkan maklumat penutupan tambang tersebut. Maklumat itu berisi larangan melakukan aktivitas pertambangan mineral logam yang mengandung mercuri, air raksa batu sinabar.
“Setelah maklumat itu dikeluarkan kami melakukan penyisiran dan penutupan lokasi tambang. Dan penutupan ini merupakan komitmen kami dengan kepala desa dan tokoh- tokoh masyarakat dari kedua desa. Sebelum penutupan ini sudah disosialisasikan oleh Pemda, aparat keamanan kepada para penambang selama sebulan,”kata Kapolres..
Setiawan bersyukur karena sudah ada kesadaran dari para penambang untuk tinggalkan lokasi tambang dan tidak melakukan perlawanan selama penyisiran dan penutupan berlangsung. Untuk mencegah adanya aktivitas penambangan ilegal lagi, Kapolres menegaskan, TNI/Polri dan Satuan Polisi Pamong Praja langsung disiagakan di lokasi tambang dengan mendirikan pos pengamanan.
“Atas nama pemerintah daerah dan kami pihak keamanan mengucapakan terimakasi kepada penambang yang sadar akan bahaya mercuri hingga mereka tinggalkan lokasi tambang dan tidak melakukan perlawan. Setelah penutupan, kami langsung pasang pos penjagaan aparat gabungan di lakasi tambang,” kata Setiawan. (FAD)