TERASMALUKU.COM,-AMBON– Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) terpilih, Saddam Al Jihad, diduga melanggar kesepakatan dengan kandidat lain. Pasalnya, kubu Ilham Akbar Mustofa salah satu calon Ketum tak dilibatkan terkait pembentukan pengurus.
“Yang jelas, Ilham dan saya tidak dilibatkan dalam musyawarah penetuan Mide Formatur itu. Dengan tidak melibatkan Ilham Akbar Mustafa dalam proses penentuan Mide Formatur, tetunya ada indikasi pelanggaran komitmen,”kata Koordinator Pemenangan Ilham, Ahan Syahrul Arifin, dalam siaran persnya Selasa (27/2) yang diterima Terasmaluku.com.
Saddam terpilih dalam Kongres ke XXX di Kampus Unpatti Ambon, Minggu (25/2). Sebelum menjadi juara, dia dan 11 calon Ketua Umum dan mentor membuat kesepakatan. “Kesepakatan Poros” tersebut ditandatangani Saddam, seluruh kandidat, dan mentor. Salah satu isinya, peraih suara terbanyak kedua menjadi Sekretaris Jenderal. Kemudian, penentuan Mide Formatur dilakukan melalui musyawarah dengan melibatkan kanddidat dan mentor.
Berdasarkan hasil pemungutan suara, Saddam diketahui mendapatkan 96 suara. Di posisi kedua ada Ilham Akbar Mustofa dengan 45 suara dan Asep Salahuddin 34 suara. Ahan berharap, Saddam dan kandidat lain mematuhi kesepakatan dan menjaga komitmen, termasuk soal posisi Sekretaris Jenderal. “Dalam pemilihan Ilham Akbar Mustafa mendapatkan perolehan suara terbanyak kedua,” jelasnya. Dengan menjaga komitmen, terang Ahan, berarti Saddam dan pihak-pihak terkait berintegritas. Hingga berita ini disusun, Saddam belum bisa dikonfirmasikan terkait ini. (ADI)