TERASMALUKU.COM,-AMBON- Warga adat di dataran tinggi, Desa Wai Ngapan Kecamatan Lolong Guba Kabupaten Buru kini tidak mau mengkonsumsi ikan dan sayur mayur dari dataran rendah kawasan Gunung Botak dan Teluk Kayeli Kabupaten Buru. Warga khawatir mengkonsumsi sayur mayur dan hasil laut dari wilayah itu karena ditakutkan tercemar limbah bahan kimia, merkuri dan sianida sebagai dampak penambangan ilegal menggunakan bahan kimia dari Gunung Botak.
“Samua masyarakat yang ada di pegunungan orang jual seperti buah, sayuran tidak mau beli karena takut keracunan. Begitu juga dengan ikan-ikan yang masuk ke dusun kami juga tidak mau dibeli karena itu sudah keracunan. Kami tidak mau jadi korban,” kata Kepala Desa Wai Ngapan Anton Nurlatu kepada wartawan di Kantor Desa Wai Ngapan, Kamis (15/3).
Kekhawatiran warga terjadi karena Jumat (9/3) tiga ekor kerbau milik petani mati mendadak setelah minum limbah bahan kimiah tak jauh dari lokasi pengolahan emas sistem rendaman menggunakan bahan kimia merkuri dan sianida di dataran rendah Kecamatan Waelata. Dan pada Minggu (11/3) ditemukan satu ekor kerbau mati di Teluk Kayeli yang diduga keracunan bahan kimia dari Gunung Botak.
Anton yang didampingi Kepala Adat Batangga Nurlatu dan puluhan warga adat menyatakan aktivitas penambangan secara ilegal dengan menggunakan bahan kimia sudah mengkhawatirkan masyarakat adat setempat. Karena itu warga adat dataran tinggi yang memiliki wilayah adat hingga ke Gunung Botak mendesak Pemprov Maluku, pemerintah pusat dan aparat TNI/Polri mengambil langkah penertiban ribuan penambang di Gunung Botak.
“Bapak TNI/Polri dan pemerintah pusat, pemerintah provinsi Maluku kami minta segerah mengambil langkah untuk menghindarkan bahan kimia, merkuri dan sianida dari aktivitas penambangan ilegal di Gunung Botak karena jika tidak, kami dan anak generasi kami akan jadi korban. Mulai dari manusia, binatan, buaya dan ikan sudah jadi korban,”kata Anton.
Anton menyatakan, selama ini mereka selalu diam terhadap kegiatan penambangan dengan menggunakan bahan kimia di Gunung Botak. Namun kondisi saat ini makin mencemaskan warga karena adanya daerah yang tercemar limbah bahan kimia, maka pihaknya meminta pemerintah dan aparat keamanan bertindak dan menutup aktivitas penambangan ilegal di Gunung Botak.
Selain telah merusak lingkungan, adanya ribuan penambang dari luar Maluku yang melakukan aktivitas penambangan ditakutkan dapat menimbulkan korban lagi serta memicu konflik antar warga. “Karena itu kami minta aparat keamanan dan pemerintah harus bertindak tegas terhadap penambang di Gunung Botak sebelum kami bersatu mengambil tindakan sendiri secara adat kepada penambang, dan itu sangat berbahaya bisa memicu konflik,” kata Anton. (ADI)