TERASMALUKU.COM,-AMBON- Di depan pintu gerbang Gereja Katedral St. Fransiskus Saverius di Jalan Raya Pattimura Ambon, suara Tifa Totobuang Sanggar Siwalima mengalun indah menyambut PLT Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Uskup Ambon, Mgr. Petrus Canisius Mandagi,perwakilan MUI serta tokoh agama lainnya.
Para tamu itu juga disambut hangat dengan Tarian Sawat yang dibawakan oleh anak anak sanggar Khayla dari Lorong Arab Ambon. Tifa Totobuang dan Tarian Sawat adalah musik dan tarian tradisional bernuansa Islam. Penari Sawat dan pemukul Tifa Totobuang semuanya berbusana muslim. Cerminan kerukukan dan kasih persaudaraan tulus itu benar- benar ditunjukkan saat proses Jalan Salib Oikumene Ambon yang bertepatan dengan Jumat Agung pada 30 Maret 2018 .
Beberapa pemuda muslim juga turut menyambut kedatangan tamu dan jemaat ke dalam lingkungan Gereja Katedral Ambon. Hal ini bukan lagi jadi pemandangan yang baru tapi dijamin membikin haru. Tak sedikit yang meneteskan air mata bahagia melihat kerukunan yang manis antar umat beragama di Ambon.
Uskup Mgr. Petrus Canisius Mandagi pun mengakui kebersamaan ini jadi hal paling berharga bagi Kota Ambon. Bagaimana lingkungan yang heterogen malah menyatukan tiap warga di dalamnya. “Agama itu harusnya jadi pemersatu,” kata Uskup asal Sulawesi Utara itu saat sambutan dimulainya Jalan Salib itu.
Baginya persaudaraan yang dibangun tidak boleh melihat perbedaan agama. Perayaan keagamaan ini menjadi jembatan pertemuan serta menghangatkan kembali kerukunan umat beragama di Ambon. Perwakilan MUI Maluku Saidin Ernes juga mengutarakan hal serupa. Dalam sambutan pagi yang cerah itu Saidin, dosen IAIN Ambon ini mengungkapkan, Tuhan Yang Maha Kuasa sendiri menghendaki hidup yang berwarna. Dimana perbedaan mempercantik hubungan sesama saudara.
Selain keterlibatan saudara Salam (Muslim), Umat Kristen pun ikut merayakan hati besar itu bersama Umat Katol