Hutumuri Banjir Durian Di Festival Durian 2018

oleh
oleh
Warga meramaikan Festival Durian di Negeri Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon, Sabtu (7/4). FOTO : BIR (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-AMBON-AROMA khas yang tajam seperti keluar dari balik dusun dusun di kiri kanan jalan. Dari pintu masuk Negeri Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon. Orang orang yang datang seolah terhipnotis dengan bau durian yang menguasai satu negeri.

Mobil mobil pickup hilir mudik membawa muatan durian penuh dari hutan. Sementara di jalan desa, jiku jiku rumah di bawah tenda di tepi pantai dibanjiri lautan orang. Sambil duduk berkelompok bersama keluarga pun teman mereka menyantap durian yang fresh from dusun di belakang Negeri Hutumuri.

Masyarakat setempat dan pengunjung Festival Durian Hutumuri 2018 seperti sedang berjalan di atas lautan durian. Sabtu 7 April siang, ada ribuan durian yang tumpah ruah di desa. Kali ini Maluku memang tengah dihujani durian bertubi tubi. Dari dusun dusun tangkai tangkai seperti tak henti mengeluarkan buah.

Masyarakat yang datang menikmati durian pun ikut larut dalam keseruan siang itu. Meski di pusat kota durian bejibun, warga kota tetap melahap otak demi otak durian. “Paleng enak. Seru saya bisa ikut makan rame rame,” kata Febrian Huly, peserta Festival Durian yang jauh jauh datang dari Desa Suli Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah. Menurutnya, acara itu seperti menyatukan semua orang dengan duduk makan bersama. Ini merupakan acara festival durian pertama di Ambon.

Musim durian kali ini memang cukup panjang dan banyak. Tepi Pantai Losari Ambon, persimpangan jalan hingga desa desa ketiban durian yang tiada henti. Berkah durian ini setali tiga uang dengan antusias warga. Bila berjalan di tengah kota atau ke Pantai Losari anda akan menjumpai pembeli yang tak putus putusnya.

Melihat semangat dan antusias itu, Pemerintah Kota Ambon pun menggelar Festival Durian di Hutumuri yang diakui sebagai festival pertama di Maluku. “Kalau dulu itu festival buah. Itu campur, tapi kali ini khusus durian,” jelas Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Ambon, Richard Luhukay saat ditemui di festival durian.

BACA JUGA :  Ketua Satgas Doni Monardo Umumkan Positif Covid-19

Menurutnya acara semacam ini seperti membuka peluang bagi orang Maluku untuk menonjolkan hasil tanah yang luar biasa. Tak hanya itu, ide ide kreatif semacam ini diharpkan merangsang warga daerah lain. Tidak harus melulu buah tapi menggali potensi lain yang belum tersentuh atau dikelola maksimal. Baginya bila acara semacam ini digarap serius maka akan mendatangkan income,pendapatan bagi daerah termasuk dalam bentuk wisata. “Durian Ambon itu enak beda dengan tempat lain,” lanjutnya.

Terbukti kelezatan durian Ambon dipuji oleh artis ibukota. Dea Imut hadir memeriahkan festival tersebut. Tak ketinggalan, paduan Tahuri yang dibawakan oleh anak anak daerah. Bunyi dari alat musik tradisional Maluku serta suara emas dari pemusik Sibu Sibu kian menyemangati pengunjung festival.

Paduan Tahuri

Bahkan sakin semangatnya, ada banyak durian yang belum habis dimakan lalu dibuang. Ada pengunjung yang kekenyangan dan tak sanggup melahap si buah dewa itu hingga tuntas.

Beruntung pada acara itu ada beberapa warga yang menjual buah semangka sebagai penangkal agar tidak enek dan membuat tekanan darah naik. “Ini supaya jaga jang sampe pusing karena darah tinggi,” ujar seorang penjual semangka di tengah keramaian festival.

Tak hanya semangka, manggis pun ampuh menjaga tekanan darah usai makan durian. Cara lain yang unik dan dipercaya sebagai penangkal makan durian adalah meminum air hangat langsung dari kulit durian. Atau makan secara bertahap. Dan diselingi aktifitas gerak lain.(BIR)

No More Posts Available.

No more pages to load.