TERASMALUKU.COM,-AMBON-Sebagai provinsi yang dikelilingi anugerah hasil laut melimpah, pemerintah terus mengupayakan pembangunan untuk menunjang hal itu. Sebentar lagi Negeri Mamala Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah memiliki pasar ikan yang bakal menampung dan menjual hasil laut nelayan di wilayah itu.
Sebelum memasuki perkampungan dalam Negeri Mamala, persis di sebelah kiri jalan terdapat bangunan satu lantai dengan cat mencolok. Pasar Ikan Mamala dibangun pada Oktober 2017 dan rampung sekitar akhir April 2018 lalu. “Ini pasar dari ibu Menteri Kelautan dan Perikanan,” jelas Iwan mantan Kepala Badan Usaha Milik Negeri Mamala,Jumat (4/5/2018).
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuty pada tahun lalu datang berkunjung ke Negeri Mamala dan Negeri Morella. Kondisi alam serta aktifitas warga di dua desa bertetangga itu mendorong Menteri Susi untuk mmemberikam bantuan langsung melalui Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP). “Awalnya kami minta ibu menteri bantuan perahu, alat tangkap ikan buat nelayan dan alat menyelam untuk konservasi di Mamala,” terang Raja Mamala, Ramli Malawat kepada Terasmaluku.com saat berkunjung ke Mamala Jumat (4/5/2018).
Susi menyumbangkan 10 unit perahu motor kapasitas 20 pk kepada nelayan aktif di Mamala. Perahu itu dipakai untuk nelayan melaut dan menangkap ikan. Sementara alat penangkap ikan yang dimaksud merupakan alat penangkap ikan bubu serta penangkap khusus ikan tuna. Susi menurut Ramli meminta KKP untuk membangun pasar ikan sebagai tempat menampung hasil tangkapan nelayan dan dijual.
Bangunan seluas 35×15 meter persegi di atas lahan 1.500 meter persegi itu memiliki 40 meja penjualan ikan.Masing-masing meja juga dilengkapi dengan semprotan air untuk membersihkan ikan. Namun Ramli sementara bersurat kepada pihak KKP agar pasar itu tak hanya untuk menjual ikan tapi juga kebutuhan lain. “Terlalu besar buat jual ikan, kami upayakan buat sebagian dipakai buat jualan baju, air galon, atau material bangunan,” sambung pria yang baru menjabat raja 2,5 tahun itu.
Dia ingin memajukan perekonomian warga Mamala dengan menjual hasil-hasil negeri Mamala atau menjual barang yang tidak dijual di toko klontong. Tujuannya agar tidak mematikan usaha rumahan milik warga. Misalnya dengan menjual baham bangunan. Dengan begitu warga Mamala atau di sekitar desa tak perlu jauh-jauh ke kota dan mengeluarkan biaya besar.
Untuk sementara bangunan yang telah rampung dibangun itu belum diserahkan ke pemerintah desa. “Kami lagi tunggu pengawas proyek buat ngecek bangunan. Setelah itu tinggal diserahkan ke pihak desa,” terang pelaksana proyek dari PT. Karya 66 Konstruksi asal Makasasr, Magis saat ditemui di lokasi. Menurutnya pengerjaan telah tuntas. Tinggal menunggu tim pengawas untuk mengecek lagi kesiapan bangunan sebelum difungsikan. (BIR)