TERASMALUKU.COM ,Ambon – Usai pengenalan pasar pada Juli, BULOG Divre Maluku dan Maluku Utara mulai produksi sendiri beras saset pada September. Beras saset ukuran 200 gram yang dijual seharga Rp 2.500 itu sebelumnya didatangkan dari Sulawesi sebanyak 1 ton. Penjualan beras ini mendapat respon positif masyarakat. Terbukti baru sekitar 2 minggu pengenalan beras yang disebar ke beberapa kios dan mitra Operasi Pasar laris manis.
Toko kelontong dan modern pun ada yang menjual beras yang dikenal dengan beras bujangan ini. Namun baru beberapa waktu didatangkan, stoknya habis. Saat ini pihak bulog sengaja mengosongkan stok beras saset di pasar sambil menunggu kiriman alat kemas. Kepala BULOG Divre Maluku dan Maluku Utara Arif Mandu mengatakan mesin kemas beras dipesan dari Jawa. “Pengirimannya sekitar dua minggulah. Nanti kami akan produksi sendiri di Ambon,” jelasnya. Mesin senilai sekitar Rp 250 juta merupakan mesin khusus yang dipesan sesuai takaran kemasan ukuran 200 gram.
Untuk plastik kemasan dikirim langsung dari Bulog pusat di Jakarta. Sementra beras yang dipakai merupakan kiriman dari Sulawesi Selatan. Lebih lanjut dia mengatakan jenis beras yang dipakai adalah yang kualitas premium. Artinya beras dengan bulir utuh besar dan jernih. Meski harganya ramah dengan kantong anak kos, namun pihaknya menjamin kualitas dan keamanan beras.
Kepala Bidang, Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Diver Maluku Armin Banjar kepada Terasmaluku.com menambahkan distribusi beras saset dilakukan hingga ke kios kios kecil. Seperti yang ada di kawasan STAIN dan Soabali. Dua lokasi tersebut masuk dalam pengawasan peredaran beras saset yang cukup laris. Tak butuh waktu lama, beras dengan harga murah meriah itu ludes. “Sudah habis cepat di sana. Lokaisnya dekat kampus dan permukiman jadi pas kan. Sesuai kebutuhan,” katanya.

Pada awal pengenalannya, Bulog hanya mendatangkan sebanyak 1.300 kilogram. Pegadaan mesin pengemas diharapkan dapat mendongkrak produksi agar distribusi lebih merata. Nantinya beras tersebut bisa dijual ke kios kios kecil sebagai sasaran utama.
Namun tak menutup kemungkinan inovasi kemasan beras itu bisa didapat di toko toko besar. Seperti yang dijumpai Terasmaluku.com kemarin (27/8), beras saset Premium Bulog ini dipajang sebagai contoh produk pada salah satu toko moderen di kawasan Urimessing Ambon. Beras itu ditempatkan berdekatan dengan beras ukuran 5 kilogram dan 10 kilogram. Sayangnya oleh pegawai toko menjelaskan, stoknya habis. Hal itu mengingat ukurannya yang kecil, mudah dibawa dan tak bikin kantong bacor, jadi rebutan orang.
“Kalau sudah produksi sendiri pasti lebih banyak lagi,” harapnya. ( IKA )