Syafiq Pontoh Pun Jadi Duta Medsos Ambon

oleh
oleh
Syafiq Pontoh bersama sejumlah anak muda di rumah Kopi Dolo Jalan Sam Ratulangi Kota Ambon,Jumat (7/9/2018) malam. FOTO : PRISKA BIRAHY (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-AMBON-Pada perayaan ulang tahun Kota Ambon ke-443 sejumlah petugas pemerintahan hingga masyarakat umum menghadiri upacara yang berlangsung di Lapangan Merdeka pada Jumat (7/9/2018). Walikota Ambon Richard Louhenapessy pun memberikan sambutan serta membuka perayaan HUT itu dengan antusias.

Layaknya perayaan ulang tahun, yang berulang tahun pastilah diberikan hadiah. Di usia yang lebih dari empat abad itu, sebuah hadiah diberikan bagi kota yang geliat anak mudanya sedang meletup letup di linimasa itu. Yakni penganugerahan gelar duta media sosial (Medsos) kepada Syafiq Pontoh. Sedikit mundur ke awal Agustus 2018. Terjadi saling serang di linimasa oleh sebagian orang Maluku atas pernyataan Syafiq pada saluran televisi swasta.

Syafiq Pontoh

Dengan besar hati diapun mengkonfirmasi melalui program yang sama. Tak cukup di situ Syafiq pun  datang dan bertemu langsung dengan sejumlah warga Kota Ambon dan pemuda di Ambon. Namun pada kali kelimanya sambang Kota Ambon Manise, Syafiq tidak lagi membawa misi bendera putih pun klarifikasi. Melainkan atas undangan Walikota Ambon dia didapuk sebagai duta media sosial saat perayaan HUT Kota.

Sebuah gelar serta tugas yang tidak ringan namun cukup membuat bingung warga Kota Ambon. Pada timeline sebagian user linimasa Facebook terpantau banyak postingan maupun komentar terkait gelar duta tersebut. Bila menengok spion kejadian 2016, Zaskia Gotik diganjar gelar Duta Pancasila oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di MPR.

Hal itu diberikan usai pernyataan Zaskia yang dinilai menghina lambang Negara Republik Indonesia itu. Dari kejadian itu seolah ada sebuah prestasi yang diberikan usai terjadi kesalah persepsi atau informasi yang berimbas kekacauan. Nah, sebagian orang pun mulai mengaitkan duta Medsos dengan peristiwa yang dialami Zaskia dua tahun lalu.

Yang berbeda, nada nada apatis dan sarkastik dari sebagian warga Maluku terhadap pernyataan Walikota Ambon lantaran Syafiq tidak memiliki sepak terjang nyata dalam pertumbuhan pergerakan Medsos di Kota Ambon. “Saya pun bukan orang Ambon dan saya tahu itu. Tapi yang mau saya sampaikan duta ini bukan berarti saya tahu semua tentang literasi digital Ambon. Justru ada banyak teman teman Ambon yang lebih dulu memulainya dan hebat hebat,” katanya kepada Terasmaluku.com melalui sambungan telepon, Jumat (7/9/2018) siang.

BACA JUGA :  MBD dan MTB Diminta Tak Ributkan Lokasi Pembangunan Kilang Masela

Istilah duta yang ada dibenak sebagian orang dimaknai sebagai orang yang bertanggungjawab mempopulerkan atau mengekspos serta mengadakan berbagai kegiatan terkait suatu bidang agar diketahui orang banyak dan berdampak baik. Semisal duta pariwisata yang bertugas salah satunya mengenalkan wisata satu daerah secara baik. Lalu apakah Ambon tidak memiliki cukup anak muda untuk mengenalkan kota atau orang orang yang bergerak di dunia digital dan punya pengaruh besar buat kota sebelumnya.

Syafiq menyampaikan tugas duta tidaklah sama dengan pengertian awam. Pemaknaan duta media sosial yakni menjadi saluran bagi anak muda atau penggeral penggerak di literasi digital pun dunia maya. “Istilahnya saya endors teman teman ini yang memang ahli di bidangnya agar diketahui orang. Jadi kalau ada yang nanya saya bisa kasih rekomendasi dari Maluku,” jelasnya.

Pada kesempatan kunjungannya ke Ambon, Syafiq pun mengaku informasi itu baru ketahui di malam sebelumnya. Dia dikontak untuk datang pada perayaan HUT Kota Ambon. Bahkan surat keputusan (SK) yang dibacakan Walikota juga belum sempat dilihat dirinya. Menurut Syafiq penyematan gelar duta tentu bukan hal biasa baginya. Apalagi telah ditetapkan dalam SK pasti memiliki kekuatan hukum. Di dalamnya juga tercantum masa waktu sebagai duta.

Saat ditanya soal alasan dirinya terpilih Syafiq tidak bisa memastikannya. Dia menilai, ini merupakan momen yang pas usai ribut ribut di linimasa awal Agustus lalu. Namun Alumnus mahasiswa Jurusan Fisika di Institut Teknologi Bandung (ITB) itu memastikan seminggu sesudahnya dia bakal memulai berbagai program. Untuk sementara fokus pada penyusunan rencana, perluasan link dan kolaborasi dengan berbagai anak muda di Kota Ambon terkait konten literasi digital yang diusungnya sebagai duta medsos.

BACA JUGA :  WOW! 63 Ribu Lebih UMKM dan IKM Manfaatkan Diskon Tambah Daya Listrik Super Merdeka, Maluku Juga Banyak

Usai upacara HUT Kota Ambon, head of brand sekaligus business development di www.SalingSilang.com pada Maret 2011 hingga November 2012 itu sempat bertemu dan berdiskusi dengan beberapa anak muda dari Paparisa Ambon Bergerak dan dari komunitas lain. Kado ulang tahun Kota Ambon ini mendulang banyak tanya. Pasalnya keputusan Pemerintah Kota Ambon yang dinilai latah dan membingungkan. Atau mungkin ganjaran duta masih merupakan sanksi sosial.

Syafiq mengemban tugas untuk mengembalikan citra orang Maluku dalam menggunakan media sosial. “Tapi saya berharap akan ada kerjasama baik dengan teman teman dan komunitas di Ambon. Bahwa potensi yang ada besar dan bisa berdampak positif jika dikerjalan bersama sama,” papar Inisiator acara media sosial terbesar di Indonesia, Sosial Media Festival itu.

Andrey Fakoubun, content creator asal Ambon menyebut sematan duta justru sebagai beban bagi Syafiq. Dia menyontohkan kejadian duta Pancasila dua tahun lalu seperti sebuah template. “Jadi semacam duta itu lahir dari insiden. Pas kejadian Syafiq ini orang yang jadi duta itu seperti dianggap sepele seperti kasus duta Pancasila,” tukas pemilik kanal youtube #lokalvokal itu yang ditemui disela sela ngobrol santai bereng Syafiq Pontoh di Kopi Dolo. Duta bukanlah sebuah posisi atau gelar yang wah. Andrey dan beberapa anak muda lain malah menilainya sebagai beban sosial.(PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.