Aksi Menolak Deklarasi #2019Ganti Presiden Terjadi di Tual Dan Malra

oleh
oleh
Puluhan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tual menggelar aksi di pertigaan Wearhir Kota Tual, Senin (10/9/2018). Mereka menolak deklarasi #2019 Ganti Presiden dan kehadiran Ratna Sarumpaet di daerah itu. FOTO : AS (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-TUAL-Sejumlah organisasi kemahasiswaan, pemuda Kota Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara (Malra), Senin (10/9/2018) menggelar aksi menolak deklarasi #2019Ganti Presiden di wilayah itu. Mereka juga menolak kehadiran Ratna Sarumpaet di daerah itu untuk menggelar deklarasi.

Aksi penolakan ini digelar di tiga lokasi berbeda. Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Tual menggelar aksi di pertigaan Wearhir Kota Tual, Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) dipusatkan di pertigaan Lampu Merah Ohoijang Malra. Sementara pemuda Taar menggelar aksi di perempatan UN Wartel Kota Tual.

Dalam aksinya mereka membentang spanduk dan pamplet yang berisi menolak deklarasi #2019Ganti Presiden digelar di Kota Tual dan Malra. Ketua Presidium PMKRI Malra Damianus Gerenz Ohoiwutun dalam aksinya mengatakan pihaknya menolak deklarasi Ganti Presiden 2019 serta akan hadirnya Ratna Sarumpaet di bumi Larvul Ngabal Malra dan Tual.

“Guna menghindari pertikaian serta doktrin yang nanti memicu perpecahan di bangsa ini terutama di daerah Kei, serta hal-hal yang dapat merusak kebersamaan persaudaraan serta nilai etika yang ada, maka PMKRI menolak kehadiran Ratna Sarumpaet di daerah ini untuk menggelar deklarasi #2019 Ganti Presiden,” katanya.

Dia mengakui negara memberikan kebebasan kepada setiap warganya untuk menyampaikan pendapat namun perlu dipahami dan dilaksanakan dengan penuh etika yang bermartabat guna menuju Indonesia yang adil dan jujur. “Siapapun yang menjadi Presiden adalah Presiden semua rakyat Indonesia. Karenanya itu kami merasa perlu mengawal proses Pemilu Presiden agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merusak kehidupan berbangsa di Indonesia juga kehidupan orang bersudara di Kota Tual dan Malra,” kata Damianus.

Ketua Cabang PMII Taul Abas Wahid Rabrusun mengungkapkan pihaknya menolak kehadiran Ratna Sarumpaet untuk menggelar deklarasi #2019Ganti Presiden di bumi Larvul Ngabal, Kota Tual dan Malra. Wahid menjelaskan, berbicara ganti Presiden 2019 terkesan dipaksakan dan sangat menyinggung.

BACA JUGA :  Ketua MUI Kota Tual Apresiasi Pleno Rekapitulasi Berjalan Aman

Sebab menurutnya, Presiden adalah wajah bangsa, dan didalamnya terdapat pemerintahan dan masyarakat. Seruan itu sama artinya dengan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. “Dan selaku pemuda aksi ini kami lakukan karena kami juga memiliki tanggungjawab untuk menjaga keutuhan negara ini, lebih khusus daerah kami,”kata Wahid.

Dia mengkhawatirkan Kota Tual dan Malra bakal kemasukan virus negatif serta merusak tatanan adat dan budaya kehidupan yang harmonis dalam bingkai kehidupan Ain Ni Ain jika deklarasi #2019 Ganti Presiden tetap digelar. Wahid juga menegaskan jika aksi mereka tidak ditanggapi secara bijak, dan Ratna Sarumpaet bersikeras datang, maka menurut Wahid pihaknya bakal memboikot Bandara Karel Sadsuitubun, Malra dengan jumlah dan massa yang lebih besar.

Nada serupa juga datang dari Jarles Taranten, koordinator aksi Pemuda Taar. Jarles menyatakan pihaknya menolak kedatangan Ratna Sarumpeat dan Deklarasi #2019 Ganti Presiden di daerahnya. “Jika hal itu dipaksakan maka masa akan menduduki Bandara Karel Sadsuitubun yang ada di Malra dan memberi sasi semua instansi yang berada di atas petuanan Taar,” kata Jarles. (AS)

No More Posts Available.

No more pages to load.