TERASMALUKU.COM,-BANDA NAIRA-Sejumlah seniman gambar sketsa (Sketchers) internasional dan Indonesia menggelar sketchwalk atau sketsa bersama anak-anak di Banda Naira Ibukota Kecamatan Banda Kabupaten Maluku Tengah (Malteng), Minggu (21/10/2018). Para sketsers berasal dari Singapura, Alvin Mark, Mario Linhares,Portugal dan dari Jakarta, Surabaya, Ambon dan Banda.
Mereka menggelar sketchwalk bersama di pantai depan Istana Mini Banda Naira. Sebelum menggelar sketchwalk, puluhan anak-anak mulai dari SD hingga SMP di Banda ini diajarkan bagaimana menggambar yang baik. “Gambar sesuai hati dan keinginan kalian, gambarlah apa saja yang anda lihat di sekitar kita, dan jangan takut salah menggambar,” kata Mario Linhares kepada anak-anak Banda.
Mario dan anak-anak menggambar pemandangan di depan Istana Mini, Teluk Banda hingga Pulau Banda Besar. Setelah menggabar di pantai depan Istana Mini, anak–anak bersama sketchers kemudian berjalan menuju Benteng Belgica. Di Benteng ini, anak-anak juga menggambar bersama sketchers dengan obyek Benteng Belgica dan Gunung Api. Sebuah pemandangan yang indah di Minggu siang itu. Benteng Belgica merupakan salah satu situ bersejarah di Kota Naira.
Kegiatan bertajuk “Internasional Island Life Sketchwalk Banda 2018” ini kerjasama Indonesia Urban Sketchers, Maluku Sketchwalk dan Pemerintah Kabupaten Malteng. Ketua Indonesia Urban Sketchers Yanuar Ikhsan di sela-sela sketchwalk bersama anak-anak mengungkapkan, kegiatan ini sengaja digelar di Kepulauan Banda untuk terus mengenalkan daerah itu secara luas kepada masyarakat dunia.
Yanuar mengatakan selama ini pihaknya menggelar kegiatan serupa di wilayah Pulau Jawa. Padahal lanjut dia, Indonesia timur yakni Kepulauan Banda memiliki banyak potensi diangkat terutama soal kehidupan pulau. Karena itu kegiatan ini merupakan yang pertama di Indonesia timur. “Kita mengajak masyarakat khususnya anak-anak Banda untuk menggambar bersama. Karena dengan menggambar bersama ini, mereka lebih peka terhadap lingkungan, bisa mengetahui banyak hal dan berbuat lebih banyak untuk Banda,” katanya.
Menurut Yanuar dengan menggambar pula, anak-anak lebih peka terhadap lingkungannya, rasa memiliki Banda jauh lebih besar. Mereka tidak perlu harus pergi dari Banda untuk membangun Banda. “Dengan mengambar anak-anak bisa berkontribusi untuk daerahnya, mereka tidak harus keluar dari Banda untuk membangun Banda,” kata Yanuar.
Public Relation Indonesia Urban Sketchers Donal Saluling mengatakan Banda memiliki nilai sejarah yang sangat panjang, kental dengan suka dukanya. Banda juga memiliki pesona alam yang indah. Nilai sejarah dan pesona alamnya itulah harus bisa visualkan lewat gambar oleh anak-anak sejak dini.
Dengan menggambar ini anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan, bisa menyadari Kepulauan Banda sangat indah. Keindahan itu bisa dibagikan kepada masyarakat Indonedia, dan dunia.”Lewat gambar-gmabar ini mereka (anak-anak) bisa share lo ke seluruh dunia. Ini loh kampong aku, gambarnya seperti ini. Dan dengan pengaruh media sosial yang tidak dibatasi jangkauannya saat ini, sehingga siapa pun, darimana pun bisa berbagai dan mengajak orang-orang untuk datang ke Banda,” katanya.
Hasil gambar bersama ini rencananya akan dipamerkan di Istana Mini Banda Naira serta dibukuhkan. “Internasional Island Life Sketchwalk Banda 2018” akan berlangsung hingga 24 Oktober dengan sejumlah kegiatan lainnya di Kota Naira dan Kepulauan Banda lainnya.(ADI)