Pemkab Malteng Apresiasi Banda Sketchwalk 2018, Jadi Referensi Dinas Pendidikan

oleh
oleh
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malteng, Askam Tuasikal (topi putih) saat meninjau hasil sketsa siswa-siswi dan sketchers di Sekretariat Banda Sketchwalk 2018 di Kantor UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda, Senin (22/10/2018). FOTO : ADI (TERASMALUKU.COM)

TERASMALUKU.COM,-BANDA NAIRA-Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tengah (Malteng) mengapresiasi pelaksanaan Banda Sketchwalk 2018 di Kepulauan Banda. Meski baru pertama kali digelar namun kegiatan bertemakan “Internasional Island Life Banda Sketchwalk 2018” ini memberikan dampak positif bagi siswa-siswi di Kepulauan Banda.

BACA JUGA : Sketchers Internasional Dan Indonesia Sketsa Bersama Anak-Anak Banda

 

Anak -anak Banda menggambar bersama para Sketchers dari Singapura, Portugal, Jakarta, Surabaya serta Ambon di Pantai Istana Mini, Minggu (21/10/2018).

Dalam kegiatan ini puluhan  seniman gambar sketsa (Sketchers) internasional, Singapura, Portugal dan Jakarta, Surabaya serta Ambon bersketsa atau menggambar bersama siswa–siswi SD, SMP hingga SMA pada sejumlah lokasi di Kepulauan Banda sejak Minggu (21/10/2018) hingga Rabu  (24/10/2018). “Meski baru pertama kali digelar, namun Pemkab Maluku Tengah  dalam hal ini, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menilai kegiatan ini memiliki sisi potitif yang begitu besar bagi dunia pendidikan,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Malteng, Askam Tuasikal saat meninjau hasil sketsa siswa-siswi dan sketchers di Sekretariat Banda Sketchwalk 2018  di Kantor UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda, Senin (22/10/2018) siang.

Dalam peninjauan ini,  Askam yang didampingi  Publik Relation Indonesia Urban Sketchers Donal Saluling melihat puluhan hasil sketsa anak-anak Banda bersama sketchers asal Singapura, Spanyol dan Indonesia dengan beragam tema, seperti laut, pantai, bangunan bersejarah dan pontensi wisata Banda lainnya. Ia bahkan berencana hasil karya sketsa tersebut menjadi kalender Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Malteng 2019.

Askam menilai motode sketsa  Banda Sketchwalk 2018 desainnya memberikan kebebasan kepada siswa-siswi menentukan sendiri apa yang harus dia gambarkan, dan ini  merupakan cara terbaik bagi siswa. Dengan cara seperti ini, siswa bebas mengungkapkan  ide-ide atau gagasan mereka dalam membuat sketsa. Selain itu, siswa juga bisa berkomunikasi dengan pendampingnya atau sketchers sehingga tentunya dapat membangkitkan siswa memiliki bakat dan pengetahuan menggambar sejak dini.

BACA JUGA :  Pemkab Maluku Tengah Diminta Dorong Hilirisasi Komoditas Kelapa

Lain halnya jika mengambar dengan pola yang sudah ditentukan, maka tentunya membuat siswa tidak bisa berkreasi lagi.“Dengan cara-cara menggambar seperti ini, siswa dapat memiliki kebebasan untuk melahirkan gagasan-gagasan dan ide saat mengambar. Apalagi kita Maluku, dan Banda bagian dari kepulauan,  para siswa tinggal di tepi pantai, mereka secara langsung menggambar atau mengeksplor apa yang ada di sekitar Kepulauan Banda ini,” katanya.

Askam mengatakan dengan pola menggambar seperti ini dapat menumbuhkan  kepercayaan diri bagi para siswa kalau mereka adalah masyarakat laut yang memiliki potensi berlimpa. ”Dia (para siswa) bangga sebagai masyarakat Maluku, dia bangga sebagai anak negeri Banda yang meskipun jauh dari sentuhan informasi dan komunikasi, tapi dia bisa menunjukan jati dirinya sebagai siswa, sebagai anak bangsa yang juga punya potensi melahirkan ide-ide cemerlang lewat menggambar,” kata Aksam.

Askam mengatakan hasil karya para siswa di  Banda Sketchwalk 2018 bisa menjadi referensi bagi pihaknya. Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah, Pemkab Malteng memiliki desain kurikulum muatan lokal. Karena itu menurut Aksam setelah Banda Sketchwalk 2018 ini, pihaknya akan evaluasi kegiatan tersebut. Bila konten pengetahuannya lebih besar dan diminati masyarakat maka menurut Aksam pihaknya akan mendorong Sketchwalk seperti ini bukan saja menjadi event tahunan di Banda tapi jadi kegiatan eksra kurikuler sekolah.

“Upaya menjadikan muatan lokal terbuka namun tentunya kita harus desain lebih bagus dan mempersiapkan para guru sehingga bisa  kita dorong siswa lebih siap lagi, melahirkan anak-anak yang memiliki potensi dan kemungkinan belum terbuka tapi lewat kegiatan seperti ini potensinya bisa terbuka lagi,” kata Askam. (ADI)

No More Posts Available.

No more pages to load.