Sembilan Bank di Maluku Terpantau Sehat Oleh LPS

oleh
LPS menyebut sembilan bank di Maluku masuk kategori bank sehat. Suwandi Direktur Group Pengelolaan Transformasi Lembaga Penjamin Simpanan menyebut orang Maluku masih membudayakan menabung. FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM – Lembaga penjamin simpanan atau LPS membuka peta kondisi pertumbahan bank seIndonesia. Maluku masuk dalam wilayah aman. Sejumlah bank yang berdiri di negeri rempah itu masuk kategori bank yang sehat.

Hal itu diungkapkan Direktur Group Pengelolaan Transformasi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Suwandi pada media gathering ‘Membangun Ekonomi Indonesia melalui Stabilitas Sistem perbankan’ di Santika Hotel Premiere kemarin (28/11). Suwandi meyampikan sejumlah data yang dihimpun timnya terkait pertumbuhan bank di Indonesia.

“Ada Sembilan bank di Maluku yang tidak masuk ICU. Semoga nanti kami (LPS) tidak turun,” katanya berkelakar. Menurutnya Sembilan bank yan dimaksud bukan merupakan bank cabang. Sembilan bank itu terdiri dari 1 BPD dan delapan BPR. Seperti bank Maluku dan Maluku Utara. Bank-bank yang membuka kantor pusat di Maluku itu tidak termasuk bank yang dilikuidasi serta membutuhkan bantuan LPS.

Suwandi menyebut, ada banyak faktor penentu kesehatan sebuah lembaga bank. Salah satunya himpunan dana publik di bank yang berjalan baik. Pertumbuahan nasabah serta perputaran uang di ban di Malukuk berada pada posisi hijau. Itu artinya masyarakat di Maluku masih membudayakan menabung. “Kalau nasabahanya ada dan terus bertumbuh berarti bagus. Banyak bank yang kolaps karena tidak ada yang taruh uangnya di situ lagi,. Jadi tidak ada perputaran uang di sana,” jelas Suwandi usai acara kepada Terasmaluku.com.

Faktor lain yakni masalah internal bank. Dia menyontoh beberapa bank di pulau Jawa kolaps akibat ada penggelapan dana yang menggerogoti bank tersebut. Biasanya para petinggi atau orang dalam bank sendiri yang menyelewengkan uang-uang nasabah.

Berdasar data LPS, ada tiga daerah dengan bank-bank yang telah dilikuidasi. Yang tertinggi ada di Jawa Barat dengan jumlah bank gagal sebanyak 62 bank, Sumatera Barat 16 bank dan Banten 9 bank. Bank-bank tersebut kini telah diambil alih LPS untuk mengembalikan kondisi bank.

“Ada beberapa cara yang dilakukan LPS. Bank tersebut kami take over. Nasabahnya kami bayarkan dengan maksimal tabungan Rp 2 miliar,” terang dia. Hal itu sejalan dengan fungsi LPS, menjamin simpanan nasabah penyimpan serta turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan kewenangannya.

Dia berharap bank di Maluku tetap menjaga reputasi dan kinerja mereka. Itu salah satu cara untuk menjaga kepercayaan publik serta membantu pembangunan daerah. Pada prinsipnya semakin banyak orang yang menabung maka perputaran uang untuk pembangunan daerah jadi lebih baik. (PRISKA BIRAHY)

 

No More Posts Available.

No more pages to load.