TERASMALUKU.COM,AMBON–Wa Amina seorang penjual ikan di Pasar Mardika baru saja mendapat penghargaan sebagai pedagang tertib ukur. Penghargaan itu sejalan dengan prestasi Kota Ambon yang beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai daerah tertib ukur (DTU) oleh Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.
Penghargaan itu diberikan oleh Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Maluku saat pertemuan tahunan di Ambon, Rabu (5/12/2018). Amina diganjar penghargaan sebagai ‘Pedagang Tradisional Paling Konsisten Menggunakan timbangan’.
“Beta sudah lama pakai timbangan. Dari setelah kerusahan jualan ikan lai su pake,” ujar Amina kepada Terasmaluku.com saat menyambangi Pasar Ikan Arumbai-Mardika, Kamis (6/12/2018) siang. Alasan Amina memakai timbangan, sederhana agar tidak rugi. Menurutnya alur penjualan ikan dari hulu sudah memakai timbangan. Dia pun harus memakai perhitungan jika ingin mendapat untung bersih.
Dan lagi, takaran timbangan memudahkan dia menentukan harga. Pembeli akan merasa lebih nyaman karena pedagang berjualan dengan terbuka dan bukan menerapkan sistem kira-kira. “Kalau yang lain mungkin masih jual tandeng-tandeng. Katong nanti seng tahu akang untung berapa. Kalau pembeli mau tawar jua jadi seng tentu,” lanjut pedagang ikan yang sudah berjualan sekitar 19 tahun itu.
Apalagi para pelanggan Amina kebanyakan adalah pemilik warung dan restoran. Ikan-ikan yang dijual adalah yang kualitas super. Seperti ikan garopa, sikuda dan gajah. Ikan-ikan itu dijual dengan harga Rp 60.000 higga Rp 75.000 perkilogram. Setaip hari dia berbelanja ikan dari nelayan dengan modal Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Laba atau keuntungan bersih dari setiap penjualan berkisar Rp 200 ribu hingga Rp 300 perhari.
Hamjah Sukur rekan kerja yang mewakili Aminah saat penerimaan penghargaan menyebut belum ada pedagang yang mengeluh harga di Amina. “Dari dulu tu orang percaya. Karena antua jualan tepat pakai timbangan,” katanya usai terima penghargaan dari Bank Indonesia di Hotel Santika Premiere Ambon. Sistem takar yang tepat dan akurat tidak akan meragukan pembeli apalagi yang ingin memborong dalam jumlah banyak. (PRISKA BIRAHY)