TERASMALUKU.COM,AMBON–Harga tiket pesawat tujuan Ambon sempat jadi perbincangan panas. Angka-angka fantastis yang dikeluakan maskapai dinilai memberatkan penumpang. Ada yang menunda kedatangan dan tak sedikit yang membatalkannya. Sementara itu, pengurangan jumlah maskapai jadi satu alasan tingginya harga tiket. Tapi apakah demikian.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Maluku, Angky Papilaya sempat mengungkapkan keheranannya terhadap harga tiket. Dalam konfrensi pers Selasa (11/12/2018) dia bilang harus menombok selisih harga tiket pesawat saat perjalanan dinas. “Masing-masing instansi kan punya batas tiket untuk perjalanan dinas. Tapi kali ini melebihi batas, jadi kami harus bayar sisa,” keluhnya saat ditemui di ruang rapat lantai II Dishub Provinsi Maluku, Air Salobar Ambon, Selasa siang.
Tiket peawat dengan maskapai tertentu mencapai angka Rp 4 juta untuk sekali perjalanan pergi. Sisanya dirogoh dari uang akomodasi. Menurut dia ini merupakan kali pertama harga tiket pesawat tinggi denga rute dari dan menuju Ambon. “Pengaturan harga tiket kan ada ambang batas atas dan bawah. Ini saya rada sudah melebihi,” imbuh dia.
Untuk itu pihaknya telah bersurat ke kementrian perhubungan tentang harga tiket yang tinggi. Pasalnya sudah banyak keluahan masyarakat yang diterima. Mereka merasa dirugikan dengan kenaikan drastis dan angka fantastis itu. Harga pulang–pergi (PP) Jakarta–Ambon misalnya sama dengan biaya perjalanan ke Thailand.
Meski begitu Angky mengaku jika pihaknya tak punya kewenangan apa-apa. “Sebatas monitor dan lapor. Penerbangan udara itu tidak ada di pemerintah provinsi. Tapi kami bisa dorong dengan bersurat dan bertemu pihak terkait berdasar laporan masyarakat,” terang dia.
Persoalan tingginya harga tiket pesawat di kawasan timur Indonesia sejatinya bukan barang baru. Terutama jelang hari besar keagamaan (HBK) tabel harga bergerak naik. Di Ambon, kenaikan sudah mulai terlihat sejak ada even Pesparani pada Oktober serta Amboina Bamboo Music Festival, November lalu.
Bambang Pramasudi, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku membuka data. Harga tiket jadi penyebab inflasi di Ambon. Itu diungkapkan saat rapat tahunan BI di Hotel Santika Premiere Ambon, 5 Desember. Berdasar data dari BI, inflasi yang disebabkan kenaikan tiket pesawat terlihat dari inflasi pada empat bulan terkahir. Pada bulan delapan dan sembilan inflasi masih cukup rendah. Yaitu 0,01 persen dan -0,39 persen.
Selanjutnya pada bulan sepuluh dan sebelas harga tiket pesawat meroket. Inflasi akibat kenaikan tiket masing-masing 0,47 persen dan 0,87 persen. Besar inflasi bulanan atau month to month (mtm) jelang akhir 2018 hampir itu sama dengan inflasi tahunan (yoy) Maluku pada Noveber 2017 sebesar 0,96 persen (yoy) dan Desember 2017 0,78 persen (yoy).
Sementara itu PT. Angkasa Pura 1 selaku penyedia layanan lalu lintas udara mengaku kenaikan tersebut disebabkan adanya pengurangan beberap pesawat. “Data dari airlanie ada pengurangan frekuensi,” sebut Andi Heriyanto, Humas AP I Bandara Pattimura kepada Terasmaluku.com. Beberapa maskapai mengajukan canceled flight yakni Garuda dan Lion Group. Frekuensi yang tadinya setiap hari, kini hanya beberapa kali dalam seminggu.
Maskapai Garuda, salah satu yang mengurangi frekuensi penerbangannya. Dari yang tadinya setiap hari seminggu, menjadi seminggu tiga kali. Dari analisi pihaknya, maskapai sengaja menekan biaya produksi yang tinggi. Harga bahan bakar avtur naik sedangkan okupansi jauh dari 100 persen.
Terasmaluku.com pun coba mengkonfirmasi langsung hal itu ke pihak maskapai, Garuda. Vice President Corporate Secretary PT Garuda Indonesia, Ikhsan Rosan tak menampik soal adanya pengurangan frekuensi penerbangan. Namun dia mengungkapkan salah satu alasan utama kebijakan itu. “Demand kurang. Jadi kita pindahkan ke source yang lebih aktif,” katanya melalui sambungan telepon.
Pengurangan itu dilakukan hingga batas 14 Desember dengan frekeunsi perjalanan seminggu empat kali dari awalnya setiap hari seminggu. Tipe pesawat yang ditarik yakni booing 737NG kapasitas 160 seats. Berdasar analisis pasar, permintaan tujuan Ambon meningkat sekitar tanggal 20. Karena itu dibutuhkan langkah efisiensi, dengan menarik penerbangan ke rute yang lebih ramai. “Setelah itu (tanggal 14) seperti biasa. Permintaannya kurang di Ambon,” jelasnya.
Padahal okupansi penumpang jelang natal dan libur akhir tahun ke kawasan timur cukup tinggi. Para perantau maupun wisatwan lokal mulai berdatangan ke Maluku. Hal itu terlihat dari data PT. Angkasa Pura 1 Bandara Pattimura Ambon. Ada kenaikan jumlah penumpang 8 persen pada musim liburan ini. Yang pasti warga kota yang ingin bepergian bisa me-reschedule tanggal keberangkatan di atas tanggal 14 jika ingin dapat tiket murah. (PRISKA BIRAHY)