Sebanyak 214 Kasus HIV Di Ambon, 2 Orang Meninggal

oleh
oleh

TERASMALUKU.COM- ,Kepala Dinas kesehatan Kota Ambon Wendy Pelupessy mengatakan jumlah HIV Aids di kota Ambon tahun 2018 itu berjumlah 214 kasus. Dari jumlah kasus HIV Aids di kota Ambon 2 orang meninggal dunia.

“Sampai dengan bulan Agustus itu ada terdapat 214 jumlah penderita tahun 2018,” kata Wendy kepada wartawan di Ambon, Sabtu (22/12).

Ia mengatakan, kasus HIV Aids itu proses penularannya terjangkit karena suntikan, plasenta ibu ke anak, dan perilaku seks bebas.

“Yang paling besar itu perilaku seks bebas seperti homo seks, lelaki seks lelaki lewat kontak kelamin, sehingga hal tersebut yang paling besar terjangkit,” katanya.

Ia mengaku, pihaknya hanya bertugas untuk malakukan sosialisasi tentang cara penularannya terhadap masyarakat untuk menghindari HIV Aids.

“Tugas kita hanya sosialisasi cara penularannya seperti apa, sebab orang yang tau itu harus menghindari penularan. Tokoh agama harus berfungsi dan yang paling besar itu keluarga,” jelasnya.

Ia mengatakan, kasus di kota Ambon selalu ditemukan setiap tahun karena pihaknya selalu turun memeriksa langsung di tempat-tempat yang berisiko terjadi penularan HIV Aids.

“Kita srening sebanyak mungkin lebih dini dan dapat sebanyak-banyaknya kasus HIV lebih bagus supaya dia tidak ke Aids. Hal tersebut agar penderita HIV masih bisa menjalankan aktivitas dengan minum obat yang disediakan, sama dengan orang sehat lainnya. Tetapi kalau sudah jatuh di Aids maka tinggal tunggu meninggal saja,” katanya.

Sampai dengan bulan Agustus itu ada jumlah penderita itu 214 tahun 2018. 2014 kasus baru terdiri dari laki-laki 141 kasus, perempuan 73 kasus yang HIV 180 kasus dan Aids itu 34 kasus yang meninggal tahun ini ada 2 orang.

BACA JUGA :  TPID Maluku Canangkan Gerakan Tanam Cabai

Yang menjadi permasalahan HIV Aids itu bisa terjangkit karena suntikan, bisa karena plasenta ibu ke anak, dan perilaku seks bebas.

Yang paling besar itu perilaku seks bebas seperti homo seks, lelaki seks lelaki lewat kontak kelamin itu yang paling besar terjangkit.

Tugas kita hanya sosialisasi cara penularannya seperti apa karena orang yang tau itu harus menghindari penularan itu.

Tokoh agama harus berfungsi dan yang paling besar itu keluarga. Jadi kita menghindari risiko itu.

Betul terjadi peningkatan kasus di Kota Ambon, dan hal tersebut bagus, karena bukan berarti daerah yang tidak punya kasus dia bebas dari HIV Aids, ini fenomena gunung es satu kasus bisa 100 orang yang kena.

Di kota Ambon terdapat banyak kasus karena setiap bulan pihak kesehatan selalu turun lapangan untuk mengecek dan srening di karoke dan tempat-tempat yang berisiko terjadi.

Kita srening sebanyak mungkin lebih dini dan dapat sebanyak-banyaknya kasus HIV lebih bagus supaya dia tidak Jatim ke Aids.

Diaasih bisa menjalankan aktivitas dengan minum obat yang disediakan, sama dengan orang sehat lainnya. Tetapi kalau sudah jatuh di Aids maka tinggal tunggu meninggal saja. Itu akumulasi dari beberapa penyakit yang ada.

Puskesmas yang bisa memeriksa kasus HIV itu antara lain puskesmas waihaong Rijali, karang panjang sudah terlatih .(IAN)

No More Posts Available.

No more pages to load.