TINGGAL beberapa jam lagi tahun 2018 akan berlalu dengan berbagai kenangannya. Ada tertawa, ada air mata. Ada sukses ada gagal. Apapun itu kita tetap bersyukur dan optimis untuk melangkah ke masa depan, ke anak tangga pertama tahun 2019.
Kita bersyukur atas tiap capaian pribadi, keluarga maupun komunitas. Apapun yang telah kita raih jangan pernah membanggakan diri. Sebab tiap capaian adalah buah dari kerjasama dan kolaborasi. Demikian pula tiap kegagalan jangan bikin kita frustasi, sebab frustrasi hanya membuat hidup makin terpuruk.
Selanjutnya di penghujung 2019 ambil waktu sejenak untuk kontemplasi untuk menemukan energi dan visi baru. Menemukan kembali gairah untuk hidup dan berkarya. Sebab tanpa itu kita akan salah arah bahkan hilang arah. Sebuah visi yang dibangun atas dasar rasionalitas, akal sehat dan juga hati nurani dan iman serta harapan.
TAHUN POLITIK ?
Sudah terlanjur dipopulerkan bahwa tahun 2019 adalah tahun politik. Tentu ini hanya benar setengah, sebab iven pemilihan umum hanya berlangsung April dan mungkin setengah tahun. Lalu kita mesti mengerjakan banyak hal yang lain, yang bukan hanya politik. Sebab ada dunia ini lebih luas, dari hanya sekedar soal politik. Bahkan politik telah menjadi kata yang klise dan basi.
Tahun 2019 tetaplah ibarat lautan. Ada saat tenang, ada saat gelombang. Kita hanya butuh keberanian untuk terus mengarungi samudera kehidupan ini. Kita tak mudah mundur dan menyerah kala badai tiba, demikian pula kita tidak cepat puas dan hura-hura saat laut menjadi tenang. Kita mesti dapat mengelola segala situasi dan suasana, yang membawa damai dan maslahat bagi semua.
Kalaupun kita mesti memberi peringatan, maka kita mengingatkan warga negara untuk memilih dengan cerdas. Demikian pula para calon Presiden dan wakil Presiden, calon legislative dan calon senator, agar tetap menjaga stamina dan realitis. Bahwa tidak semua calon akan menang, pasti ada yang kalah. Dan yang kalah jangan sampai stress apalagi gila. Butuh ketahanan diri yang tangguh.
TAHUN PERSAUDARAAN
Mestinya kita memperkuat ikatan persaudaraan sebagai sesama manusia. Kita tidak boleh terjebak dalam perilaku sektarian yang menganggap diri atau kelompok sendiri lebih baik dan lebih unggul. Mari membangun masa depan dalam kerendahan hati dan semangat saling berbagi. Sebab toh, kita semua akan mati. Tak bisa membawa harta benda dan kuasa ke alam seberang sana.
Persaudaraan sejati membuat kita menjadi manusia sejati. Agama, suku, daerah, ras, golongan hanya penanda sosial. Ia bukan hal yang memisahkan kita. Perbedaan kita rayakan dalam semangat saling mengisi. Seperti pelangi yang indah di kala hujan reda. Atau kembang di taman yang mekar sepanjang musim.
Persaudaraan yang otentik membuat kita rela berkorban demi kebaikan sesama. Bukan sebaliknya, mengorbankan orang lain demi kepentingan kita. Apa yang menjadi keunggulan kita bukan berarti kita harus menafikan dan menyingkirkan orang lain. Justru, kita mesti lebih sering merangkul dan merajut ikatan persaudaraan yang sejati itu.
ANALOGI BERSEPEDA
Sepeda punya roda-roda. Roda itu mesti digerakan. Tanpa tindakan tentu tidak akan terjadi perubahan. Jari-jari sepeda itu ada kala di atas, ada kala di bawah. Hidup pun demikian. Tak selalu ada narasi sukses, kadang gagal, kadang kecewa. Tapi sepeda tetap harus dikayuh. Demikian pula kita mesti menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Hanya dengan mengayuh maka kita tidak jatuh. Hidup memang perlu tindakan, tidak hanya hayalan.
Bersepeda tak selamanya melintasi jalan yang lurus dan mulus. Kadang berkelok dan berdebu. Olehnya kita perlu waspada, agar tidak mudah tergelincir dan jatuh. Perjalan di tahun 2019 tentu ada banyak kelokan dan tikungan. Kita perlu mawas diri, tidak mudah hanyut dalam suasana yang bikin histeris. Untuk itu, akal sehat tetap perlu dirawat, tidak terbawa emosi dan melankoli.
Bersepeda juga punya tujuan, entah untuk hiburan, olahraga atau membawa beban. Hidup dan lakon kita di 2019 tentu ada tujuannya juga. Kita ingin mengubah momen menjadi monument, membuat hidup lebih berdampak lagi. Karya-karya baru harus dihasilkan, kebersamaan dan solidaritas jangan sampai hilang ditelan persaingan dan individualisme. Mimpi tentu sebuah hidup bersama yang toleran dan saling berbagi bukan lamunan.
Kita mesti berjuang bersama mewujudkan sebuah dunia yang damai, adil dan bahagia. Sebab dengan begitu, hidup kita tidak sia-sia. Dan tahun 2019 bukan sebuah kalender baru yang kita pajang saja. Tahun 2019 mesti menjadi tahun berkat, bukan tahun tragedi.
Selamat Memasuki Tahun Baru 2019. Kita tetap saling bersinergi dan berbagi. Kita menjadi sahabat dan saudara yang saling mengisi, agar ruang dan waktu tetap bermakna. Salam ! (RR).