TERASMALUKU.COM,-AMBON-Kapal menuju Kecamatan Kepulauan Romang Kabupaten Maluku Barat Daya sudah tujuh bulan tidak beroperasi. Mahasiswa asal negeri setempat serta warga unjuk rasa meminta pemerintah segera turun tangan.
Hal itu disampaikan di depan Pintu Masuk Kantor Gubernur Maluku, Senin (25/2/2019). Dengan membawa sejumlah spanduk, mereka mengeluh kondisi kekosongan angkutan laut khusunya KM. Sabuk Nusantara 48 dengan rute Ambon – Romang.
Koordinator aksi lapangan Hervi Laimeheriwa menyampaikannya kepada sejumlah wartawan pagi tadi terkait minimnya angkutan serta keresahan warga setempat. “Sudah dari Juli kapal yang biasa datang tidak beroperasi. Perekonomian terganggu,” katanya. Masyarakat di sana bergantung pada kapal untuk mengangkut berbagai bahan kebutuhan pokok.
Selama berbulan-bulan, stok kebutuhan pokok habis, masyarakat yang ingin bepergian pun banyak yang menunda keberangkatan akibat ketiadaan kapal. Bahkan mahasiswa asal Romang terancam tidak mendapat kiriman uang dari orang tua di kampung lantaran tidak ada transportasi ke pusat kota terdekat.
“Kami minta pemerintah cari solusi. Romang juga bagian dari Maluku dan Indonesia,” tegasnya. Mereka mendesak agak gubernur dapat melihat kondisi yang kian krisis di Pulau Romang. Pasalnya warga sangat bergantung dengan kapal tersebut untuk melakukan berbagai kegiatan di Kota Ambon. Mereka berharap dinas terkait juga mampu mencari solusi sesegera mungkin. (PRISKA BIRAHY)