TERASMALUKU.COM – Tahun ini perpustakaan dan kearsipan daerah Provinsi Maluku hanya mendapat alokasi pengadaan buku senilai Rp 200 juta. Jumlah itu untuk membeli judul buku baru di perpustkaan juga pada katalog digital iMaluku.
Mustafa Sangadji Kepala Dinas Perpustakaan dan kearsipan Daerah Provinsi Maluku meyebut jika anggaran tersebut tergolong kecil. “Kalau mau itu 10 miliar. Untuk beli buku dengan jumlah itu sangat sedikit padahal kebutuhan banyak,” akunya kepada terasmaluku.comsiang tadi (27/2).
Dia menjelaskan idealnya harus ada penambahan judul buku baru tiap lima tahun. Namun yang terjadi, koleksi perpustakaan Maluku bergerak lambat. Bahkan hampir dua tahun tidak ada penambahan buku baru. Mustafa juga menunjukkan beberapa eksemplar buku terbitan tahun 90an yang telah kusam dan lusuh. Sebagian juga ada yang sobek.
Menurutnya ada masa perawatan atau konservasi buku oleh staf perpustakaan. “Konservasi itu idealnya setahun empat kali peremajaan buku dan perawatan. Tapi ini setahun sekali karena terbatas. Padahal kita mau ada seperti itu,” lanjut dia.

Meski begitu Mustafa optimistis jika pembaca tetap tumbuh. Dalam sehari ada sekitar 135 pengunjung perpustakaan. Jumlah itu menjadi dasar baginya untuk terus berupaya mengembangkan kualitas perpsutakaan daerah. Di lain sisi dia mengatakan ada banyak hal yang perlu dibenahi di perpustakaan. Salah satunya fungsi OPPAC atau katalog daring yang digunakan untuk mencari buku.
Saat wartawan coba menggunakannya, koneksi internet tampak begitu lambat dan sulit menemukan buku yang dicari. Bahkan jarang terlihat ada yang menggunakan komputer untuk pencarian buku tertentu.
Salah seorang staf mengaku server dan koneksi memang masih lambat. Fasilitas wifi di perpustakaan juga terbatas. Sebab petugas tidak memberikan fasilitas itu kepada pengunjung.

Salah seorang pengunjung mengatakan jika selama ini dia langsung mencari buku di rak tanpa menggunakan fasilitas pencarian daring. “Kalau pakai itu lambat. Kami langsung cari buku di rak dan ketemu,” jelas mahasiswa semester 4 Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM) Dolvin Wenehen.
Dia datang bersama beberapa teman lain untuk mencari buku terkait tugas mata kuliah. Menurutnya banyak buku lama yang bisa ditemukan di perpustakaan yang sudah sulit dijumpai di toko buku. Namun mereka juga berharap ada inovasi baru perpustakaan agar menjadi tempat yang nyaman dan lengkap sebagai salah satu rujukan pencarian.(PRISKA BIRAHY)