TERASMALUKU.COM,-AMBON-Desa Rumah Tiga, basis pemilih pemula terbesar di Kota Ambon. Sayangnya, partisipasi kaum milenial di sana amat minim. Padahal potensi suara amat besar dan menentukan dari wilayah tersebut.
Di situ merupakan kawasan perkuliahan besar yang menjadi jujukan anak muda dari berbagai daerah. Mereka-mereka yang sudah bisa memberikan hak suara dalam pemilihan sebagai kategori pemilih pemula. Namun dari data tim KPU justru di wilayah Rumah Tiga, tingkat pertisipasi pemula amat rendah.
Gilbert Suila yang baru saja menuntaskan kuliah menyebut sikap acuh kaum milenial mendorong mereka untuk golput. “Banyak teman yang begitu. Malas juga buat datang dan merasa tidak terlalu penting,” sebutnya kepada terasmaluku.com, Selasa (5/3/2019). Kaum milenial umumnya tidak terlalu peduli tentang dinamika politik. Apalagi banyaknya caleg dan partai pada pemilihan kali ini makin menambah ruwet.
Mereka lebih fokus pada pilpres dan wakil presiden. Gilbert yang juga seorang relawan demokrasi bentukan KPU Kota Ambon amat memahaminya. Karena itu dia dan dua teman lainnya berusaha untuk ‘memenangkan’ para pemilih milenial agar jangan sampai golput. “Kita jelasin ke teman-teman. Kalau bingung calon coblos partainya. Intinya jangan sia-siakan suara. Itu berharga sekali,” katanya lagi.
Kepala Divisi Data KPU Kota Ambon Safrudin Bustam Layn juga senada dengan itu. kaum milenial umumnya menyukai hal yang sederhana dan menjauhkan topik-topik berat dan membingungkan – seperti memilih caleg yang tepat dan pas.
Berdasar data KPU terdapat 224.369 pemilih pemilu 2019. Dari jumlah itu 30.440 merupakan pemilih pemula atau kaum milenial. “Dari jumlah itu paling banyak porsinya di Rumah Tiga. Di situ kan kawasan kampus jadi banyak anak muda dari 11 kabupaten se-Maluku ada,” terang Safrudin.
Berbagai indikator dipelajari terkait turunnya partisipasi pemilih pemula. Yang paling dominan yakni rasa jenuh dengan pemilih yang banyak serta ketidakpuasan sistem politik dengan kesejahteraan yang kurang baik. Dari pengalamannya, pada hari H pencoblosan, banyak yang memilih tidur dan tidak datang memberikan hak suara mereka di TPS.
Karena itu pihaknya menurunkan sejumlah anak muda untuk membantu sosialisasi dan memberi pemahaman terkait pentingnya memberi hak suara. Sebab jumlah pemilih pemula adalah yang cukup besar dan menentukan.
Pihaknya berharap, pengajar maupun mahasiwa di lingkungan kampus benar-benar paham dan datang memberikan hak suara mereka. “Jangan tidur pas pemilihan, suara kalian itu berarti. Dan rencana kami juga akan tambah 1 TPS di Rumah Tiga,” beber dia.
Sesuai hasil perhitungan jumlah TPS sementara di Kota Ambon sebanyak 931 TPS. Jumlah itu diperkirakan bertambah dengan adanya penambahan satu TPS lagi yang rencananya akan ada di Desa Rumah Tiga. (PRISKA BIRAHY)