TERASMALUKU.COM,-AMBON- Harapan harga tiket penerbangan turun di 2019 masih samar. Belum genap tiga bulan saja, sudah ada 706 pembatalan penerbangan dari dan ke Ambon. Ujung Pandang menjadi destinasi penerbangan yang paling banyak alami pembatalan.
Kondisi bandar udara Pattimura Ambon yang biasanya ramai, kini makin lengang. Selain adanya renovasi, okupansi penerbangan pun merosot tajam. Itu terjadi seiring dengan adanya pembatalan ratusan penerbangan tujuan kedatangan dan keberangkatan dari Ambon.
Kepala Humas PT Angkasa Pura 1 Bandara Pattimura Ambon Adi Heriyanto meneybut jumlah itu terhitung sejak Januari hingga hari ini, Kamis (21/3/2019). “Total semuanya sudah sampai 700 lebih. Itu baru di awal 2019 lho,” jelasnya kepada terasmaluku.com.
Penyebab utama ratusan pembatalan oleh pihak airlineyakni mahalnya harga tiket. Penumpang pesawat yang biasanya penuh, malah makin berkurang. Pihak maskapai pun mengambil kebaijakan untuk menyusutkan penerbangan. Alasan komersial itu merupakan masalah besar yang saat ini dihadapi tidak hanya oleh pihak AP 1 Bandara Pattimura Ambon.
Maskapai enggan menanggung kerugian besar dengan minimnya okupanasi. Namun di lain sisi kebijakan mereka menaikan harga tiket pesawat menjadi alasan utama menurunya daya beli masyarakat.
Selain alasan komersial, alasan pembatalan penerbangan lain yakni adanya masalah teknis. “Tapi kalau teknis itu sedikit saja. Untuk keberanbgkatan ada tujuh dan kedatangan enam. Semua bandara sama alami ini. Yang stabil hanya bandara di Bali,” akunya.
Rinciannya, ada 16 tujuan penerbangan dari dan ke Ambon. Data dari pihak AP 1 tercatat, daerah tujuan yang alami pembatalan tertinggi yakni Ujung Pandang sebesar 152 pembatalan. Jumlah itu terhitung pada destinasi kebarangkatan dan kedatangan dari Ambon.
Di urutan kedua ada bandar udara Cengkareng (CGK) dengan total pembatalan 87. Ketiga ada NAM atau bandara Kuala Namu sebanyak 84 pembatalan. Lanjut ke urutan empat yaitu bandara Oesman Sadik, Labuha (LAH) dengan rincian 78 pembatalan. Serta tujuan Langgur (LUV), 74 pembatalan keberangakatan dan 68 kedatangan.
Pihaknya tidak bisa memastikan pergerakan harga tiket. Pasalnya itu merupakan kebijakan tiap maskapai. “Tapi kami sudah pertmuan untuk bahas ini sebab tidak di Ambon saja. Semua bandara sama rata. Tapi tidak tahu kapan. Semoga setelah pemilu nanti,” celetuknya.
Pembatalan ini bisa saja terjadi dan mungkin terjadi hingga batas yang tidak diketahui. Hal itu seiring dengan bertenggernya harga tiket di puncak teratas. Dia mencontoh, total pembatalan dalam sebulan pada Januari sebanyak 226 pembatalan. Masyarakat kian enggan bepergian. Lambat laun itu berimbas pada pergerakan investasi dan ekonomi daerah.
Saat ini saja, bandara Pattimura tengan direnovasi jadi lebih luas untuk menampung lebih banyak penumpang. Pihaknya pesimistis jika tidak ada perubahan harga, bisa jadi bandara makin mirip tempat meditasi. (PRISKA BIRAHY)