Pembangunan Ekonomi Salah Arah, Prabowo : Saya Tidak Salahkan Jokowi

oleh
oleh
Debat Pilpres pada Sabtu (13/4/2019) malam. FOTO : ISTIMEWA

TERASMALUKU.COM-JAKARTA-Calon Presiden Prabowo Subianto mengatakan kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia selama ini salah arah.  Terjadi deindustrialisasi dan tidak adanya strategi yang baik dijakankan oleh pemerintah.

Namun Prabowo mengakui  tidak menyalahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas kebijakan pembangunan yang salah arah itu. Hal ini disampaikan Prabowo menanggapi pernyataan Jokowi dalam debat Pilpres putaran terakhir di Hotel Sultan Jakarta, Sabtu (13/4) malam dengan tema kesejahteraan sosial.

Prabowo mencontohkan Tiongkok menghilangkan kemiskinan dalam 40 tahun.  Karena itu menurut Prabowo agar  pembangunan tepat sasaran, maka kebijakan pembangunan harus berlandaskan pada UUD 1945 Pasal 33.

“Saya tidak menyalahkan Jokowi. Ini masalah kita sebagai bangsa sudah lama. Kita harus mengoreksi diri, kita salah jalan. Contoh Tiongkok menghilangkan kemiskinan dalam 40 tahun. Kita harus kembali ke UUD 45 Pasal 33, berani merencanakan pebangunan, lindungi nelayan kita, industrialisasi. Presiden sebelum bapak (Jokowi) dan kita harus bertanggung jawab,” kata Prabowo.

Prabowo mengatakan arah kebijakan pembangunan ekonomi yang salah arah adalah terjadi deindustrialisasi serta tidak adanya strategi yang dijalankan oleh pemerintah.  Prabowo juga menyoroti kebijakan impor yang dilakukan Presiden Jokowi selama 4,5 tahun. Karena menurutnya, kebijakan itu menyebabkan petani Indonesia hancur.

“Sudah 4,5 tahun kenapa mengijinkan impor, petani hancur, kenapa tidak melakukan industrialisasi, tapi infrastruktur, yang memudahkan masuk barang luar. Perlu reorientasi pembangunan. Perlu ada policy yang tegas mencegah uang keluar negeri. Kenapa hiliriasi tidak dilakukan selama ini,” kata Prabowo.

Prabowo juga mengatakan kebijakan ekonomi harus memiliki kepastian usaha, enterpreneruship, berpihak kepada usaha nasional, memiliki kepastian hukum sehingga investasi mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi bisa terwujud.

Sebelumnya Jokowi menjawab pertanyaan panelis debat soal strategi kebijakan konkrit untuk menjaga stabilitas harga pertanian, perikanan, sehingga sektor ini menarik bagi mileneial agar menjadi negara agraris terkemuka di dunia.  Menurut Jokowi  komoditas pertanian dan perikanan  tergantung pasar luar negeri, terlalu lama ekspor dalam raw material, periknanan, komiditas pertanian. Straetegi kedepan menurut Jokowi  adalah hilirirasai, indsutrialisasi, industri perikanan sebanyak banyak, pengelolahan pengalengan sehingga bisa eksport barang olahan (packaging, label dan lainnya) begitu juga komoditas perkembunan.

BACA JUGA :  Dinas Pendidikan Mekarkan Dua SD di Namrole

“Hilirisasi agar ekspor kita minimal barang setengah jadi. Dan untuk bidang pertanian, anak muda sekarang sdh membangun ekosistem online ini perlu disambungkan system offline agar petani bisa berhubungan langsung dengan pembeli,” kata Jokowi.

Jokowi juga mengatakan mengelola ekonomi makro berbeda dengan ekonomi mikro, agregat produksi, sisi supply-demand itu perlu dijaga. Mikro hanya jual-beli, tetapi makro mengelola agregat produksi dan membangunan pembangunan ekonomi.

“Sektor primer dan sekunder saya kira tidak mudah itu. Memerlukan tahapan besar yang sedang kita kerjakan. Infrastrukutr ini yang menghubungkan Kawasan industri, pariwisata, perlu tahapan besar. Tahapan besar, infrastrukutur, pembangunan SDM, reformasi struktural dan tahapan teknologi dan inovasi,”kata Jokowi. (MDI)

No More Posts Available.

No more pages to load.