Guru PAUD Di Saparua Latihan Metode Ajar Baru Tanpa Harus Marah-Marah

oleh
Sejumlah guru PAUD mencoba permainan fishing latter sebagai metode ajar baru yang seru dan asyik di kelas (24/4). FOTO: Priska Birahy

TERASMALUKU.COM- Materi pembelajaran anak usia PAUD akan lebih mudah dipahami jika para pengajar dibekali cara yang tepat. Salah satunya dengan metode bermain. Pengalaman rasa asyik dan nyaman yang muncul saat bermain dipercaya mampu meningkatkan kemampuan anak menerima dan memproses pelajaran.

Setidaknya hal itu yang menjadi kepercayaan para guru PAUD yang rela menempuh perjalanan jauh dari Pulau Nusalaut Maluku Tengah ke Saparau. Fransina Toisuta, 44, guru PAUD Ceria Leinitu datang ke Saparua untuk mengikuti serangkaian permainan bersama para guru PAUD lain dari Saparua.

“Katong yang paleng jauh. Yang lain dari Saparua. Permainan ini bagus, kalau pulang mau ajar anak-anak,” ucap Fransina usai menuntaskan serangkaian permaian di halaman kantor UPTD Wilayah Saparua Jalan Benteng Duurstede, Rabu (24/4/2019).

Dia merupakan satu dari 20 peserta Pelatihan Guru PAUD Kecamatan Saparua pada 24-25 April yang digelar oleh Yayasan Heka Leka Ambon. Mereka berasal dari 10 PAUD di Kecamatan Saparua. Tiap sekolah diwakili dua orang guru.

Siang itu mereka dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk menuntaskan lima jenis permainan pada lima pos. Para guru laiknya anak-anak PAUD tampak sumringah tertawa, berlari, bertepuk tangan saat bermain.

Ada yang memancing huruf, membangun menara dari majalah bekas, bermain malam, membuat gambar dari daun dan bunga hingga belajar membuat kertas daur ulang. “Pulang nanti katong ajar anak-anak bermain. Selama ini guru-guru itu suka pukul anak-anak. Tapi di sini katong kasih pelajaran ke dong tanpa harus pukul,” katanya sambil.

Seperti saat para guru ini bermain di Ladang Ranjau. Mereka harus cekatan mengarahkan rekan tim melewati area tanpa menginjak ranjau dengan mata tertutup. Segala cara digunakan, berteriak, memberi kode menyoraki sesama tim yang sedang susah payah melewati jebakan.

BACA JUGA :  HMI Tolak Tambah Indomaret Dan Alfamidi di Ambon

Selain Fransina, kawannya Sally Titiheru yang baru tiga tahun menjadi guru PAUD pun mengakui hal serupa. Menurutnya, dengan bermain sejatinya anak sedang berada dalam proses belajar yang asyik.

Misalnya memancing ikan karton yang telah diberi huruf untuk bantu anak mudah mengenal abjad. Atau melatih kerjasama dengan membangun menara. “Selama ini katong ajar tu seng tepat. Kalau anak dikasih bermain malah dong lebih senang dan diam (nurut). Jadi metode belajar harus bikin anak-anak PAUD itu bahagia,” imbuhnya.

Bagi dua guru ini mereka rela datang jauh menggunakan longboat demi memperoleh ilmu baru sekaligus mengoreksi pola didik kepada anak-anak. Metode bermain sambil belajar munculkan sensasi berbeda yang bakal mereka terapkan pula kepada para murid saat kembali ke kampung nanti.

Hal itu jelas sejalan dengan cita-cita dari para staf pengajar Yayasan Heka Leka Ambon yang memberi pembinaan kepada para guru selama dua hari itu. “Metodenya kita ubah. Bukan paksa anak belajar. Tapi lewat permainan. Caranya ya ajak guru-gurunya bermain dulu buat rasakan sensasinya,” terang Project Manager of Early Childhood Education Departmen, Tirsana Kailola kepada Terasmaluku.com.

Ide pengembangan metode belajar tepat bagi anak usia dini itu dibuat dengan latar belakang kenyataan pendidikan di daerah. Guru acap kali mempraktikkan cara mengajar yang keliru. Seperti dengan membentak, gertak, memukul, memarahi atau memaksa anak. Tanpa mereka sadari, hal itu malah akan meninggalkan trauma psikis pun psikologis bagi si anak.

Tirsa menjelaskan, itu berimbas pada rasa kurang pede, takut, mudah resah. Hal tersebut yang menjadi kendala anak untuk belajar hal baru pada usia emas mereka.

BACA JUGA :  Sebelum Dibawa ke Maluku, KMP Bahtera Nusantara 02 Jalani Docking

Menurutnya, kegiatan itu memang terbilang baru dan mungkin pertama dilakukan di Maluku. Namun dia dan tim pelatih yakin, dasar metode belajar yang tepat bagi guru kunci keberhasilan mengajar di kelas.

“Yang kami inginkan, guru itu tidak perlu kasar-kasar. Justru harus bahagia saat mengajar. Nah sensasi itu yang kami bangun lewat permaian. Kalau guru sudah rasa, lebih mudah praktiknya,” jelasnya. (PRISKA BIRAHY)

No More Posts Available.

No more pages to load.