Ramadhan; Bulan Introspeksi Diri Oleh : Nardi Maruapey Kader HMI Cabang Ambon

oleh
oleh
Nardi Maruapey

SUDAH tinggal beberapa hari dalam hitungan untuk kita terkhusus umat Islam di seluruh dunia memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang dimana memerintahkan dan juga mewajibkan kita umat Islam untuk berpuasa selama sebulan penuh.

Puasa pada dasarnya adalah menahan sebagaimana definisinya. Puasa dalam bahasa Arab disebut dengan istilah “as-shiyam” yang berarti “menahan”, “berhenti”, atau “tidak bergerak”. Puasa dalam terminologi agama Islam adalah menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami-istri (bagi yang sudah menikah) sejak terbit fajar sampai matahari terbenam.

Puasa merupakan sebuah perintah langsung dari Tuhan sehingga menjadi sebuah ajaran dalam agama. Perintah ini bisa dilihat pada Al-Qur’an (Islam) surah Al-Baqarah ayat 183, “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. Bukan hanya agama Islam saja yang memerintahkan umat untuk berpuasa, tetapi agama yang lain juga memerintahkan untuk berpuasa.

Perintah itu bisa dilihat pada Alkitab (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) disebutkan adanya perintah berpuasa baik yang dilakukan pada bulan tertentu atau pun puasa yang secara khusus dilakukan untuk mendekatkan diri pada Tuhan. Di dalam Hakim-Hakim 20: 26 disebutkan: “Kemudian pergilah semua orang Israel, yakni seluruh bangsa itu, lalu sampai di Betel; di sana mereka tinggal menangis di hadapan Tuhan, berpuasa sampai senja pada hari itu….” Di bagian lain, pada masa pemerintahan Daud as, disebutkan bahwa mereka “berpuasa sampai matahari terbenam” (2 Samuel 1: 12). Tetapi tidak diketahui secara jelas bagaimana cara mereka berpuasa pada saat itu tidak diketahui.

Dalam sejarah perjalanan umat Islam banyak terjadi peristiwa-peristiwa penting di bulan Ramadhan ini. Misalnya, peristiwa perang badar. Selain perang badar, peristiwa penaklukkan atau pembebasan kota Makkah oleh Nabi Muhammad Saw dan 10.000 tentaranya juga terjadi pada bulan Ramadhan. Begitu pula halnya, ibadah puasa Ramadhan pada hakikatnya merupakan satu bentuk peperangan besar antara diri kita dan hawa nafsu. Selain peristiwa perang, ada juga peristiwa penting lainnya dalam Islam yang terjadi pada bulan Ramadhan yakni, bulan turunnya Al-Qur’an dari Allah SWT melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Saw untuk disampaikan kepada seluruh umat.

Pengendalian Diri

Dalam bulan puasa tentunya akan ada perbedaan dari aktifitas keseharian kita sebagaimana mestinya. Kita tidak lagi beraktifitas seperti hari-hari biasanya demi menjaga puasa yang sedang dijalankan. Tetapi bukan berarti pekerjaan kita dalam puasa tidak ada. Hanya diturunkan intensitasnya.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa puasa adalah menahan diri dari makan, minum dan hubungan suami-istri (bagi yang sudah menikah) sejak terbit fajar sampai matahari terbenam. Tapi apakah berpuasa itu hanya menahan diri sebatas sesuatu yang bersifat fisik saja?

Selain berpuasa untuk melatih kita menahan diri dari sesuatu yang bersifat fisik, berpuasa juga melatih kita untuk selalu bersabar, ikhlas, saling menghargai dan, selalu berbaik sangka lain sebagainya. Menurut Dr. Tarmizi Taher (2007) dalam bukunya Berislam Secara Moderat menjelaskan, orang yang berpuasa tidak boleh mempunyai pikiran jahat ataupun terbesit keinginan berbuat jahat, apalagi merencanakan sebuah kejahatan, menjaga hati dari sifat dengki, jasad, benci tanpa alasan yang dibenarkan syar’i, serta dendam. Jadi berpuasa adalah bagian bentuk pengendalian diri (self control).

Dalam sebuah hadits dinyatakan bahwa, “Puasa itu bukanlah sekedar menahan diri dari makan dan minum, akan tetapi sesungguhnya puasa itu adalah mencegah diri dari segala perbuatan sia-sia serta menjauhi perbuatan yang kotor dan keji.” (HR. Al Hakim).

Peningkatan Kualitas Diri

Agama Islam sebagaimana dalam lima rukun Islamnya yang salah satu poin berbunyi “berpuasa pada bulan Ramadhan” menandakan bahwa Islam sangat menjunjung tinggi bulan suci Ramadhan. Sebab rukun Islam merupakan lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap sebagai pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan Muslim.

Di bulan puasa, biasanya umat muslim sangat sering memperbanyak kegiatan-kegiatan yang bersifat religius diantaranya: 1) Memperbanyak tadarus Al-Qur’an di masjid-masjid pada malam hari. 2) Yang sebelumnya diantara dari kita jarang ke masjid, biasanya di bulan yang penuh pelajaran ini kita lebih sering bertemu dengan tetangga di masjid tempat kita sholat berjamaah. 3) Sering memberikan sedekah bagi mereka yang kurang mampu dan melakukan kegiatan-kegiatan sosial dengan anak yatim-piatu sebagai bentuk simpati kita terhadap sesama umat Muslim.

Sejatinya, puasa dan bulan Ramadhan harus diikuti dengan refleksi-esoteris dan kesadaran-eksoteris sehingga bulan Ramadhan menjadi wahana atau manifestasi dari proses internalisasi nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan umat Islam merefleksikan ciri-ciri kehidupan Muslim sejati atau kaffah sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya (Tarmizi Taher, 2007: 19).

Aspek Sosial

Puasa dilihat dari aspek sosial tentu sangat mempunyai dampak dan pengaruh besar terhadap dalam membangun hubungan kita dengan orang lain. Dengan berpuasa, sikap saling menghargai, peduli, tolong-menolong harus diprioritaskan dan Islam juga menganjurkan untuk berbuat demikian. Kuatnya dimensi sosial dalam Islam dapat dilihat pada QS. al-Maidah: 2 “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”

Selain Al Quran juga banyak sekali pesan yang kental dengan dimensi sosial dari Hadist Nabi Muhammad SAW, sebagai rujukan kedua paling otoritatif dalam Islam. Salah satunya adalah sabda Nabi yang mengatakan “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lain.” (HR. Thabrani dan Daruquthni).

Menuju Kemenangan

Setelah berpuasa selama sebulan penuh yang tujuannya untuk menahan segala godaan dan ujian. Selanjutnya kita (baca: umat Islam) diberikan jalan untuk menuju kemenangan, sebab berpuasa merupakan proses menuju hari yang Fitri. Lebih dari itu setidaknya, di bulan Ramadhan ada bentuk instrospeksi diri yang harus dilakukan oleh masing-masing individu atas apa yang selama telah kita perbuat semasa kehidupan kita.

Selama sebulan penuh berpuasa kita umat Islam diibaratkan sebagai seorang bayi yang masih suci, bersih dari segala dosa. Karena bulan puasa Ramadhan juga adalah bulan penyucian diri untuk menyambut hari yang Fitri. Dengan melewati ujian dan tantangan paling berat selama berpuasa itulah, hingga pada akhirnya umat Islam mendapatkan kemenangan yang sangat fitrah sebagai manusia ciptaan Tuhan.

No More Posts Available.

No more pages to load.