Nara Berhijab Dan Mimpi Untuk Lyekruli Oleh : Alfred Ohman, Pendeta GPM

oleh
oleh
Pendeta Alfred Ohman bersama Zavira Ika Rahmania (kaca mata) dan rekannya, pengajar Muda Indonesia Mengajar. FOTO : DOK Pendeta Alfred Ohman

MASIH teringat di malam itu, pertama kali ia berkunjung ke pastori (rumah pendeta). Bersama dengan beberapa anak kecil, ia datang untuk memperkenalkan dirinya dan sekaligus menyampaikan harapannya sebagai Pengajar Muda Indonesia Mengajar yang akan mengawali tugas dan tanggung jawabnya di negeri kami, Lyekruli.

Perjumpaan itu ternyata menjadi titik awal sebuah kolaborasi visi dan aksi yang bertujuan untuk mendorong perubahan ke arah yang lebih baik ditengah kehidupan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan.

Kami berdua punya kegelisahan yang sama terhadap realitas pendidikan di pulau-pulau kecil yang masih jauh dari kondisi ideal. Tentu untuk menyikapinya tak selamanya harus dengan demonstrasi akbar, sebab sesungguhnya perubahan bisa terjadi melalui tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan keinginan yang tulus dan konsisten serta melibatkan semua pemangku kepentingan. Itulah yang ditampilkan oleh Zavira Ika Rahmania, perempuan berhijab yang akrab kami sapa Ibu Zizi, dalam kebersamaan selama hampir satu tahun di Bebar Timur, Pulau Damer, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD).

Selain kesibukan mengajar di sekolah, keterlibatannya di berbagai kegiatan, baik di desa maupun jemaat, bahkan di lingkup Klasis, telah menampilkan semangat Ke-Indonesia-an yang sejati, dimana perbedaan diletakan dalam kerangka saling menghormati dan sekaligus kekayaan hidup berbangsa.

Terakhir, ia bersama rekannya Kurnia Ika Pangesti, yang bertugas di Desa Batu Merah hadir sebagai pembicara dalam diskusi pendidikan, pada Persidangan XI Klasis GPM Damer. Semua peserta takjub dengan materi yang disampaikannya pada saat itu bahwa pendidikan harus menjadi tanggung jawab semua pihak dan yang menarik adalah kesimpulannya tentang keteladanan sebagai hal yang fundamental dalam tugas pembentukan karakter.

Jebolan ITS Surabaya ini, seorang Muslimah yang taat beribadah. Ia selalu tekun menjalankan kewajiban agamanya. Saya pun mengenalnya sebagai pribadi yang rendah hati. Ia pun pandai membangun relasi dan komunikasi dengan siapa saja, serta dalam penilaian saya, ia inisiator yang ulung. Zizi, juga pribadi yang terbuka untuk belajar dari siapa saja. Jika ada yang tidak dipahaminya, ia tak malu untuk bertanya dan meminta pendapat.

Saya bersyukur mendapatkan teman berbagi sudut pandang dan partner diskusi yang smart sepertinya. Kami sering bertukar informasi, bahkan berbagi pengetahuan melalui buku-buku koleksi pribadi. Salah satu buku menarik yang pernah dipinjamkannya ialah Teach Like Findland, karya Timothy D. Walker, yang memuat tentang praktek pendidikan di Findlandia, negara dengan model pendidikan terbaik di dunia.

Dalam menghadapi anak-anak, Ibu Zizi memiliki pendekatan yang agak berbeda dari guru-guru lain. Keramahan dan kecakapannya dalam mengelola kelas menjadi menyenangkan adalah salah satu pola yang dapat diadopsi oleh rekan-rekan gurunya dalam proses belajar mengajar. Saya juga tidak akan pernah melupakan, bagaimana ia turut memberi ide-ide segar bagi pengelolaan Taman Baca Lyekruli Cerdas yang telah diluncurkan bersama, Desember tahun lalu.

Seringkali ia hadir untuk mengajar dan bermain bersama anak-anak di lokasi taman baca. Bahkan beberapa hari sebelum ia meninggalkan desa dan jemaat, kami sempat memainkan game ular tangga cita-cita sebagai salah satu kegiatan dari program taman baca. Tak lupa, ia titipkan beberapa hasil karyanya bersama anak-anak dalam mengelola sampah plastic (eco brick) yang rencananya akan kami gunakan sebagai meja belajar bagi anak-anak.

Kebersamaan selama hampir setahun begitu cepat berlalu. Namun semua kebaikan yang telah ditabur dikaki gunung Buarlaly akan akan selalu dikenang di kalbu. Semua kerja-kerja yang dilakukan dengan hati, akan selalu terpatri di sanubari anak-anak Lyekruli. Kami berdoa, semoga tercapai semua harapan dan cita-cita, Ibu Zizi. Doakan juga kami, sebab jalan masih panjang. Kami mesti meneruskan perjuangan untuk apa yang menjadi mimpi kita bersama.

Di hari-hari awal Ramadhan ini, ijinkan beta dan teman-teman Majelis Jemaat serta anak-anak menyampaikan, Selamat menjalankan Ibadah Puasa, untuk Nara Zizi sampai tiba di hari kemenangan. Tetaplah menginspirasi dan ingatlah bahwa persaudaraan kita akan tetap terpelihara dan abadi. Amlanek o…Poka Patromis. Kalwedo!

No More Posts Available.

No more pages to load.